Saturday, September 12, 2015

Setiap doa ada jawab Nya

Sering kali kita berdoa, tapi merasa belum dikabulkan. Lebih parahnya lagi, jika sampai pada perasaan bahwa mungkin Allah SWT mengabaikan. Padahal, sebenarnya Allah SWT tergantung prasangka hamba-Nya. Rasulullah SAW meriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsi “ Aku (Allah SWT) tergantung perasangka hamba-KU”. Jika kita yakin Allah akan mengabulkan do’a kita, maka Allah akan mengabulkan doa kita. Begitupula sebaliknya.
Keyakinan itu harus tetap kita pertahankan meski berat, banyak halangan dan situasi tidak memungkinkan. Nabi Ibrahim AS ketika mau dimasukkan kedalam api, sangat yakin Allah akan menolongnya. Maka, Allah pun menjadikan api itu dingin. Begitupula saat Allah SWT meminta beliau menyembelih anaknya. Saat itu beliau sangat yakin untuk melaksanakan perintah-Nya. Saat-saat terakhir itulah Allah menggantikan anaknya dengan seekor kambing. Saat Firaun mengejar nabi Musa hingga ke tepi lautan, Nabi Musa tidak kehilangan keyakinan kepada Allah SWT. Allah SWT tidak akan pernah meninggalkan hamba Nya. Maka, laut itupun terbelah dan Nabi Musa beserta pengikutnya selamat dari kejaran firaun, sedangkan firaun dan para tentaranya tenggelam.
Allah SWT berfirman didalam al Quran surah al baqarah ayat 186 :
Artinya : “apaila hamba-hamba-Ku bertanya kepadaku tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereke memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”
Seorang mufassir menjelaskan , hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku mengisyaratkan bahwa yang pertama dan utama dituntut dari setiap yang berdoa adalah memenuhi segala perintah Nya. Selanjutnya, ayat diatas memerintahkan agar percaya kepada Nya. Ini bukan saja dalam mengakui ke esaan-Nya, tetapi juga percaya bahwa Dia akan memilih yang terbaik untuk si pemohon. Dia tidak akan menyia-nyiakan doa itu, tetapi bisa jadi Allah memperlakukan si pemohon seperti seorang ayah kepada anaknya. Sekali memberi sesuai permintaanya, dilain waktu Allah memberi apa yang tidak kita mohon tetapi baik untuk kita, dan tidak jarang pula Allah menolak permintaan kita namun memberi sesuatu yang lebih baik dimasa mendatang. Kalau tidak didunia maka diakhirat kelak. Bukankah ayah yang baik tidak memberikan sesuatu yang merugikan anaknya walau sang anak mendesak?
Ada 3 tipe manusia  dalam mematuhi perintah Allah SWT:
1.       Mematuhi dengan Iman.
Golongan ini sangat kuat imannya, sehingga berusaha mematuhi segala perintah Allah SWT semaksimal mungkin. Para sahabat adalah contoh terbaik dalam hal ini. Mereka lebih banyak berbuat terhadap islam, daripada menuntut apa yang mereka dapatkan dari islam. Suatu ketika mereka datang kepada Rasulullah SAW dan meminta izin untuk ikut berperang, padahal mereka tidak memiliki harta. Namun, karena mereka tidak memiliki harta untuk bekal selama berperang, mereka tidak bisa ikut  dan mereka menangisi hal tersebut. Allah SWT mengbadikan hal ini dalam surah At taubah ayat 91-92. Saat itu mereka sangat ingin ikut berjuang dan berkontribusi untuk islam, bagaimanapun kondisi mereka. Dengan semangat inilah islam berhasil menyebar keseluruh muka bumi secara damai dan memimpin peradaban dengan gemilang.

2.       Berpikir untung dan rugi
Golongan ini adalah mereka yang masih berpikir untung dan rugi dalam menjalankan segala perintah Allah SWT. Golongan ini semakin berkurang keimanannya dari para sahabat RA. Mereka masih menggunakan akalnya dalam mematuhi segala perintah Allah SWT. Sehingga, jika mereka diminta untuk berjuang menegakkan perintah Allah SWT, mereka akan berpikir tentang hartanya, anak istrinya, dan barag-barang yang mereka tinggalkan. Disinilah semangat juang islam mulai menurun, dan kegemilangan memudar. Akal telah menghalangi keimanan mereka, sedikit atau banyak.
3.       Menuruti hawa nafsunya
golongan ini telah kehilangan iman dan akalnya. Mereka menuntut hak mereka untuk dikabulkan doanya, tapi tidak mau menjalankan kewajiban yang harus mereka lakukan. Mereka lebih memilih memenuhi hawa nafsunya daripada perintah Agama. Dengan banyak alasan mereka berusaha membenarkan apa yang mereka lakukan. Jika tidak dikabulkan doanya, mereka akan berkata Allah telah meninggalkan mereka. Namun, jika mereka mendapat kenikmatan, mereka lupa terhadap doanya.

Bagaimana sikap kita dalam memenuhi perintah Allah SWT bisa menjadi alat ukur kesempurnaan akal kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Dzat yang memberikan kita Rezeki dan segala fasilitas hidup kita didunia ini. Jika kita orang-orang yang berakal,alasan apa lagi yang akan kita berikan untuk tidak mematuhi perintah Nya? Apakah kalian tidak berfikir?

Lalu, diantara 3 golongan tersebut, kita termasuk yang mana?
Baiklah, kita ambil satu contoh. Sebantar lagi Idul adha akan datang. Bagi yang mampu, hendaknya ber Qurban. Bagi yang tidak mampu, banyak dari mereka yang menabung untuk bisa melakukannya. Ini soal niat dan keimanan mereka kepada Allah SWT dan Rasullah SAW serta usaha dalam mematuhi perintah Allah SWT. Jika sahabat yang tidak punya harta semangat untuk berjuang, maka tidak ada alasan untuk tidak berusaha ber Qurban. Apalagi untuk yang diberi kemampuan.  

Berdoalah kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan sambil terus berusaha untuk memenuhi segala perintahNya. Bukan hanya menuntut hak tanpa pernah memenuhi kewajiaban. Tidak masalah seberapa besar dosa kita. Jika Allah SWT berkehendak, (maaf) wanita pelacur yang memberi minum (maaf) anjing pun bisa masuk surga. Mohon lah ampun terhadap setiap dosa kita dengan penuh ketakukan akan tidak dikabulkan, namun jangan pernah berhenti berharap kebaikan (berdoa) kepada Allah SWT.


Berdoalah dengan penuh keyakinan seperti nabi Ibrahim saat akan dibakar atau nabi musa saat dikejar firaun, meskipun seolah tidak mungkin ada jalan, Allah SWT punya banyak jalan untuk mengabulkan. Tugas kita hanyalah berdoa dan berusaha, bukan memikirkan bagaimana cara Allah mengabulkannya.  Yakinlah bahwa Allah SWT Maha Kuasa mengabulkan doa-doa kita karena bagi Nya Nothing immposible ! (buya hamka)

1 comment: