Sunday, July 19, 2015

Diary ini adalah tanda 19 tahun saya. Dari seorang wanita, sahabat lama, teman dalam suka dan duka. Banyak yang bilang dia "cantik" bahkan sangat. Mungkin begitu.
Bagi saya dia juga cantik, tapi cukup cantik saja. Tidak lebih. Sampai saat ini belum ada suka apalagi cinta yang singgah. Saya yang ngak normal atau emang rasa itu tidak pernah ada. Entahlah.
saya bersyukur. Meski banyak yang menjodoh-jodohkan saya dengannya (termasuk ortunya, wow!!) saya diam dan menunggu saatnya. Bukan sekarang tentunya. Biar waktu yang menjawab.
Hari ini cukup saya tau kalo dia baik, cakep tapi tidak menarik. Hehehe.
Sudah banyak yang berubah dari zaman smp dulu dan kadang menggoda. Hehe. Kalo benar dia tulang rusuk saya, pasti tidak akan pergi. Biarlah kita sama-sama terbang tinggi. Hingga diawan sana kita ketemu. Sendiri atau tidak itu pilihan.
Dan Diary ini hadiah darinya. Baru kali ini sejak mengenalnya 6 tahun lalu. Di sebuah smp yang penuh cerita.

Makasih ya diary nya. Semoga kau baik-baik saja dan lebih baik disana. We are together in here. Thank a lot.

For u...nisa

22/10/2019


NB : baru keinget kalo saya pernah dikasih diary sama orang. Harus makin rajin nulis nih.
Penampakan diary nya

Thursday, July 9, 2015

PUASA SEPANJANG TAHUN

Bulan Puasa sudah berlalu beberapa hari, atau mungkin sudah akan selesai. Kalimat pembuka tulisan ini mempunyai 2 makna yang berbeda. Jika kita cenderung mengatakan bahwa puasa sudah berlalu beberapa hari itu artinya kita seolah tidak mau meninggalkan oleh Bulan Yang Sarat akan Keberkahan ini. Namun, jika kita mengatakan puasa sudah akan selesai itu artinya kita selalu menghitung setiap hari dan benar-benar bahagia bahwa ternyata hanya tinggal beberapa hari tersisa menuju kebebasan dari menahan lapar dan dahaga juga segala hal yang dilarang oleh Nya. (anda termasuk yang mana?)
Sadar atau tidak, selama bulan Puasa ini kita lebih sering  bertindak lebih islami dari 11 bulan lainnya. Lebih sering baca Qur’an. lebih banyak sholat berjamaahnya, lebih mudah untuk bersedekah, dan melakukan kebaikan lain dengan jumlah lebih banyak.Semua itu biasanya akan  berkahir dengan datangnya  sebuah hari bernama :  Idul Fitri.  Idul Fitri seperti  telah membagikan tiket gratis untuk kita menuju  surga. Sehingga kita tidak perlu lagi shalat berjama’ah, sedekah, baca Quran dan melakukan amal perbuatan lainnya.
Puasa selama sebulan penuh dibulan Ramadhan ini sejatinya tidak hanya berhenti di Hari Idul Fitri, harus kita teruskan sampai kita berjumpa dengan Ramadhan berikutnya. Atau bahkan sampai ajal menjemput kita. Tentu saja bukan Puasa dengan menahan lapar dan dahaganya yang kita teruskan, Rasulullah SAW melarang kita untuk puasa sepanjang tahun,  beliau pun berkata bahwa puasa yang paling baik adalah puasa Nabi Dud AS (sehari puasa sehari tidak ). Nilai-nilai selama satu bulan penuh kita berpuasalah yang harus kita bawa dalam kehidupan sebelas bulan berikutnya, diantaranya :
1.       Kedisipilinan
Selama satu bulan penuh kita tidak berani menyentuh makanan yang jelas ke halalannya sebelum tiba waktunya untuk berbuka. Padahal dihadapan kita sudah terhidang kolak, pecel, opor , jus buah dan berbagai hidangan lainnya. Tapi tetap saja kita tidak berani memakannya. Disipilin sekali.

Sebenarnya seperti itulah yang diinginkan Allah SWT dalam kehidupan kita didunia ini. . Kita harus disiplin terhadap waktu dan apapun yang masuk kedalam tubuh kita. Allah mewajibkan sholat 5 waktu dan memberikan kemuliaan tersendiri bagi orang-orang yang sholat tepat pada waktunya. Dalam bekerja juga sama. Untuk orang-orang yang digaji karena jam kerjanya. Maka bekerjalah sesuai jamnya. Agar kita tidak termasuk orang yang memakan gaji buta dan mendholimi orang yang menggaji kita. bagi para pelajar, kedisiplinan bahkan menjadi syarat utama. Istilahnya Karakter. Di jepang dan Australia, pendidikan karakter ini lebih mereka utamakan, sebelum mengisi otal dengan ilmu pengetahuan.
 
Terhadap kedisplinan ini, kita selayaknya belajar pada ulama kita dahulu. Ketika tiba waktu sholat, mereka meninggalkan apapun urusan duniawi yang sedang dilakukan, karena tidak ada yang lebih besar dari urusan kepada Allah SWT. Terhadap makanan juga sama. Jangnankan yang haram, yang syubhat (masih ragu kehalalannya) saja mereka tidak mau mengambilnya. Maka, akhirnya Allah Menjaga dirinya dan Keturunannya tetap dalam ketaatan kepada Allah SWT . mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dunia dan akhirat.
Jika selama bulan Puasa kita bisa berdispilin, masak kita tidak bisa untuk ber Puasa dari melanggar aturan selama setahun penuh, (paling tidak meminimalisir)?

2.       Ibadah
Selama bulan Puasa, kita tidak mau melewatkan sedetik pun tanpa ibadah. Semua berlomba-lomba mengisi setiap waktunya dengan ibadah. Bahkan ada yang sampai menonaktifkan jejaringan social selama bulan puasa. Semua untuk ibadah. Diam sebentar, ambil Quran dan ngaji. Ikut pengajian rutin di masjid. Karena hebatnya bulan ini, jika kita tidak mampu berbuat kebaikan dan takut berbuat maksiat maka tidur pun jadi ibadah.

Lalu bagaimana dengan bulan-bulan berikutnya? Rasulullah SAW bersabda : “Merupakan tanda baiknya islam seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya”

Hadits tersebut bukan hanya berlaku selama bulan Puasa, tapi selamanya. Toh malaikat pencatat amal perbuatan tidak libur dan Tuhan tidak pernah tidur. Teruskan saja amalan-amalan baik selama bulan Puasa.
Selama sebelas bulan setalah Ramadhan, Puasalah untuk berbuat hal-hal yang tidak berguna, sepanjang tahun dan sampai kapanpun. Toh, selama bulan Puasa kita mampu kan?

3.       Sedekah
Sepertinya inilah aktifitas yang paling digemari umat manusia selama bulan puasa. SEDEKAH. Di masjid-masjid banyak diselenggarakan buka puasa bersama bahkan sahur bersama. GRATIS.  Kalaupun ada yang tidak punya uang, banyak yang bersedekah tenaga dan pikiran. Apapun yang bisa disedekahkan akan kita  lakukan.

Dibulan puasa para Dhuafa dan Fakir Miskin sepertinya tidak akan pernah kekurangan makanan. Dan mereka akan kembali kepalaran setelah Idul Fitri tiba. Kesempatan bulan Puasa benar-benar dimanfaatkan setiap orang untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya. Namun, kadang kita lupa bahwa bulan Puasa adalah latihan kita untuk diterapkan di bulan-bulan berikutnya.

Jika kita telah biasa melakukan sedekah selama bulan puasa. Cobalah lakukan ini minimal setahun sekali : SEDEKAH EKSTRIM. Bersedahlah terhadap hal-hal yang kita sayangi atau dalam jumlah yang tidak wajar, sampai jantung dan tangan bergetar.. Jika kita punya dua mobil, maka cobalah sedekahkan satunya. jika kita punya dua rumah, beranikan diri untuk menyedekahkan satunya. Atau jika kita hanya punya uang satu juta di dompet, maka cobalah untuk mengeluarkan semuanya untuk sedekah.

Subahanallah, Banyak orang-orang hebat baik dari muslim maupun non-muslim yang telah melakukan ini. Dari golongan muslim Seperti : Ippho santosa(moyivator Internasional ), Yusuf Mnasur (Pendiri ribuan rumah Tahfidz di Indonesia), dan  Abdurramman bin Auf(sahabat nabi) dan masih banyak lainnya. Dari golongan non muslim ada Bill Gates (Pendirir Microsoft), Donald Trump (Pakar Bisnis).  Hidup mereka jauh lebih baik setelah melakukan SEDEKAH EKSTRIM. Dan bukan omong kosong, penulis juga sering mengalaminya. Sampai tangan dan jantung  bergetar. Tuhan tidak butuh uang kita, kitalah yang butuh pertolongannya. Sedekah kita akan tetap utuh dan kembali dengan berlipat ganda. Toh, orang fakir dan Dhuafa tidak hanya ada selama bulan puasa, dan pembangunan masjid, lembaga pendidikan juga dimana-mana, tidak hanya selama bulan puasa.

Beryukurlah kepada Allah dengan cara ini. Karena kita bisa merasakan Ramadhan sampai akhir, lulus tes masuk di perguruan tinggi yang kita inginkan, mendapat kemudahan dalam banyak hal. Ingat, semua itu adalah ujian. Mari kita syukuri ujian itu, dan berharap tuntunan Allah selalu dengan jalan sedekah. Atau kalau mau kekal pahalanya, bisa dengan wakaf. Tidak harus kita punya uang 1M dulu baru berwakaf. Mulailah dari yang kita mampu. Dan berdoalah agar dimampukan oleh Allah SWT.
Kita tidak tahu amal mana yang diterima oleh Allah SWT, bisa jadi amal kita yang kita lakukan diluar bulan puasa dengan ikhlas justru yang diterima oleh Allah SWT dibanding dengan amal yang kita lakukan selama bulan puasa. Maka teruslah berbuat sampai akhir hayat.
Begitupun dengan akhir hayat, tidak ada yang tahu dalam keadaan apa kita akan wafat. Maka teruslah berpuasa dari segala bentuk maksiat agar kita termasuk orang-orang yang Khusnul Khotimah.
Ambillah nilai-nilai terbaik dari bulan puasa kita, lakukan itu selama bulan-bulan berikutnya, dan rasakan nikmatnya puasa sepanjang tahun. Wallahu a’lam. (Buya Hamka)   

bisa jadi pertimbangan untuk wakaf