Saturday, November 14, 2015

Tidak ada alasan untuk menulis

“Pak, Alhmadulillah sekarang saya jadi wartawan pondok” cerita saya kepada bapak saya melalui sambungan telpon
“Alhamdulillah, bagus itu, jadi bisa rajin nulis” timpal beliau.
“Iya, tapi saya butuh laptop biar mudah untuk nulis beritanya” saya berhenti sejenak “InsyaAllah sambil mau nulis buku juga, nanti ketika wisuda saya akan hadiahkan buku itu untuk bapak” lanjut saya kemudian.
“Tapi bapak belum punya uang kalo untuk beli laptop” ujar beliau dengan suara merendah.
“Bapak usahakan kalo nanti ada rezeki ya” tambah beliau sebelum mengakhiri telpon interlokal antara madura dan kendal itu.
***
Sejak dulu saya terbiasa membaca buku. Awalnya buku kisah-kisah orang sukses, menginjak SMP ganti buku-buku percintaan, kemudian di SMA saya mulai membaca buku-buku motivasi. Dari banyanknya mmbaca buku, saya menarik kesimpulan : PENULIS ITU MANUSIA LUAR BIASA. Mereka bisa membuat pembaca menangis terisak-isak, atau tertawa terbahak-bahak. Mereka juga mampu membuat pembacanya tidak beranjak dari tempat membacanya selama berjam-jam bahkan mampu mengubah pemikiran pembacanya. Bagi saya menulis itu proses menghipnotis yang disukai korbannya.
Menulis juga membuat penulisnya hidup abadi meskipun jadanya telah lama ditelan bumi. Saya pengangum karya almarhum BUYA HAMKA. Mungkin karena bapak saya memberi nama Hamka, tapi saya rasa bukan hanya saya yang mengagumi beliau. Tulisan-tulisan beliau terus dicetak bahkan diangkat kelayar lebar jauh setelah beiau tiada. Saat ini mungkin kita tidak bisa berjumpa dengan beliau, tapi nama beliau tetap kita dengar dan banyak menjadi perbincangan khususnya bagi para sastrawan. Menulislah, maka dengan akan hidup selamanya.
Ippho Santosa merupakan penulis favourite saya untuk kategori Motivas. Menulis merupakan cara tercerdas untuk menabung amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Bila dengan berbicara kita hanya mampu menjaungkau peserta terbatas, tapi tidak dengan tulisan. Tulisan mampu melintasi banyak samudra, menjaungkau seluruh lapisan masyarakat dan juga menyalami jutaan jiwa yang ingin berubah menjadi lebih baik. Betapa mulianya seorang penulis jika karyanya mampu merubah dan bermanfaat untuk banyak manusia. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.
Ada lagi Tere Liye dari daftar penulis favourite saya. Bagi saya Tere Liye mampu membumikan nilai-nilai agama dalam banyak cerita yang dia buat. Tulisannya mampu mengobati banyak luka dari hati-hati yang sejang patah, pemuda-pemudi yang tak punya arah atau bahkan menempeleng dengan halus manusia-manusia yang mulai mengabaikan norma kehidupan. Inilah cara dakwah yang paling mujarab. Tidak hanya melalui mimbar-mimbar saja, tapi juga melalui karya-karya yang langsung masuk ke relung jiwa. Ualama-ulama dahulu meninggalkan banyak karya luar biasa yang bisa kita baca sampai sekarang, karena jasa beliau kita mengenal islam lebih baik. Saya ingin menjadi bagian dari orang-orang yang berdakwah melalui tulisan, tercatat dalam sejarah perbuahan zaman.
Hidup saya tidak jarang dihinggapi kesedihan. Kadang, semua itu tak mampu saya ungkapkan kecuali lewat tulisan. Menulis puisi adalah salah satu kebiasaan saat gelisah datang. Saya tidak bisa menjelaskan apa yang membuat saya gelisah. Tapi tulisan mampu berteriak lebiih kencang dari yang sekedar saya inginkan. Ada juga daftar penulis favourite saya dalam kategori kegundahan. Raditya dika. Mampu menjadikan masalah menjadi berkah. Dari mulai menulis hal-hal kecil yang terjadi disekitar hidupnya, sekarang berubah mejadi penulis komedi yang pakai hati. Karena saya juga yakin setiap sisi punya hal yang patut kita tertawakan, bersama dengan itu juga memberikan pelajaran dalam kehidupan.
Entah kenapa, saya merasa hidup saya juga seringkali dihampiri oleh banyak keajaiban. Saya bukan dari orang kaya yang punya gudang mobil mewah dan uang berlimpah. Tapi, insyaAllah hisup saya tidak kalah bahagia dengan mereka. Saya ingin bercerita melalui tulisan saya agar mereka yang belum merasakan kejaiaban juga bisa merasakannya. Agar setiap jiwa punya semangat untuk menjalani hidupnya dengan keadaannya yang telah Allah takdirkan. Hidup saya mungkin biasa-biasa saja bagi mereka yang telah merasakan kenikmatan jauh diatas saya, tapi saya yakin setiap kehidupan menyimpan keindahan untuk diceritakan. Agar setpai kita bisa mengambil pelajaran.
Menulis juga mampu merubah nasib. Saya mengikuti perjalanan Raja Koran  Indonesia : Dahlan Iskan. Beliau memulai karirnya dari paling wadah, tapi dengan menulis beliau telah merubah dirinya, perusahaannya dan orang-orang didalamnya. Menulis tidak hanya membuat nasib kita berubah tapi kehidupan kita juga berubah. Sebagai muslim, setidaknya apa yang kita tuliskan mampu menyemangati kita untuk melakukannya. Ini yang menyemangati saya untuk terus melangkah, menemukan banyak ide, membuatnya menjadi tulisan dan bersama-sama para pembaca ikut mengamalkan.
Peristiwa yang tidak baik akan lebih baik jika kita tuliskan daripada peristiwa baik yang tidak kita tuliskan. Memory kita punya batas waktu untuk mengingat, tapi tulisan mampu mengikat tanpa kenal waktu. Banyak sekali peristiwa penting yang dialami sebagian manusia yang hilang dari sejarah karena tidak dituliskan, tetapi sebaliknya, banyak juga peristiwa yang masih teringat sepanjang masa meskipun itu tidak begitu penting karena dituliskan. Hidup saya tidak mau saya akhiri sebatas sampai kuburan nanti, saya ingin terus hidup, agar doa-doa teru mengalir kepada saya, agar saya dapat terus menikmati aliran pahala dari bebrapa coretan yang saya tuliskan.
Saya menganal banyak hal dari apa yang saya baca, saya berhutang budi pada penulisnya. Semangat saya untuk mengenalkan banyak hal kepada mereka yang kebetulan belum diberi kemampuan untuk merasakannya akan lebih mudah terwujud melalui tulisan. Sebagaimana saya telah dikenalkan dengan banyak hal oleh para penulis yang telah mengisnpirasi saya. Dengan saya membaca buku bumi cinta karya Kang Abik saya seperti berjalan-jalan keliling Turkey. Buku Davinci code juga berhasil membuka pikiran saya terhadap banyak hal yang belum pernah terpikirkan oleh saya. Bahkan begitu penasarannya saya dengan buku itu, saya membacanya satu hari satu malam suntuk.
Menulis mampu mengenalkan kita pada banyak orang, juga orang lain mampu mengenal kita tanpa harus bertatap muka. Saya pernah membaca buku yang sangat menarik, ketika membacanya saya sampai lupa waktu. Saat itu saya masih di Pesantren, karena saya ketahuan tidak tidur malam, maka buku itu akhirnya disita. Besoknya saya beli dua buku yang sama. Satu untuk saya, satu lagi untuk menggantikan buku yang teman saya yang disita ketika saya membacanya. Saya tidak kenal dengan penulisnya, tapi dari untaian kata yang tersurat, saya merasa dekat dan mengenal penulisnya. Buku itu berjudul “ Adzan Subuh Menghempas Cinta”.
Saya tidak punya alasan kenapa saya menulis?
Saya hanya punya banyak motivasi, semnagat dan dukungan untuk menulis. Diatas semua dukungan itu adalah Laptop bekas yang dibelikan Bapak saya tiga tahun silam. Sampai hari ini saya masih merasa sangat berdosa kepadanya. Saya belum bisa memenuhi janji untuk menerbitkan buku. Saya melihat kebelakangan, ternyata semua itu karena salah saya yang terlalu banyak alasan untuk menulis. Akhirnya, saya tidak ingin lagi punya alasan. Saya ingin punya semangat dan motivasi untuk terus menulis. Membuka sedikit jendela untuk orang lain. Saya tau dalam hidup ini tidak ada yang mudah, dimana-mana banyak masalah, tapi saya yakin dimana-dimana juga ada harapan (Pilot)

Saturday, September 12, 2015

Setiap doa ada jawab Nya

Sering kali kita berdoa, tapi merasa belum dikabulkan. Lebih parahnya lagi, jika sampai pada perasaan bahwa mungkin Allah SWT mengabaikan. Padahal, sebenarnya Allah SWT tergantung prasangka hamba-Nya. Rasulullah SAW meriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsi “ Aku (Allah SWT) tergantung perasangka hamba-KU”. Jika kita yakin Allah akan mengabulkan do’a kita, maka Allah akan mengabulkan doa kita. Begitupula sebaliknya.
Keyakinan itu harus tetap kita pertahankan meski berat, banyak halangan dan situasi tidak memungkinkan. Nabi Ibrahim AS ketika mau dimasukkan kedalam api, sangat yakin Allah akan menolongnya. Maka, Allah pun menjadikan api itu dingin. Begitupula saat Allah SWT meminta beliau menyembelih anaknya. Saat itu beliau sangat yakin untuk melaksanakan perintah-Nya. Saat-saat terakhir itulah Allah menggantikan anaknya dengan seekor kambing. Saat Firaun mengejar nabi Musa hingga ke tepi lautan, Nabi Musa tidak kehilangan keyakinan kepada Allah SWT. Allah SWT tidak akan pernah meninggalkan hamba Nya. Maka, laut itupun terbelah dan Nabi Musa beserta pengikutnya selamat dari kejaran firaun, sedangkan firaun dan para tentaranya tenggelam.
Allah SWT berfirman didalam al Quran surah al baqarah ayat 186 :
Artinya : “apaila hamba-hamba-Ku bertanya kepadaku tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereke memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”
Seorang mufassir menjelaskan , hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku mengisyaratkan bahwa yang pertama dan utama dituntut dari setiap yang berdoa adalah memenuhi segala perintah Nya. Selanjutnya, ayat diatas memerintahkan agar percaya kepada Nya. Ini bukan saja dalam mengakui ke esaan-Nya, tetapi juga percaya bahwa Dia akan memilih yang terbaik untuk si pemohon. Dia tidak akan menyia-nyiakan doa itu, tetapi bisa jadi Allah memperlakukan si pemohon seperti seorang ayah kepada anaknya. Sekali memberi sesuai permintaanya, dilain waktu Allah memberi apa yang tidak kita mohon tetapi baik untuk kita, dan tidak jarang pula Allah menolak permintaan kita namun memberi sesuatu yang lebih baik dimasa mendatang. Kalau tidak didunia maka diakhirat kelak. Bukankah ayah yang baik tidak memberikan sesuatu yang merugikan anaknya walau sang anak mendesak?
Ada 3 tipe manusia  dalam mematuhi perintah Allah SWT:
1.       Mematuhi dengan Iman.
Golongan ini sangat kuat imannya, sehingga berusaha mematuhi segala perintah Allah SWT semaksimal mungkin. Para sahabat adalah contoh terbaik dalam hal ini. Mereka lebih banyak berbuat terhadap islam, daripada menuntut apa yang mereka dapatkan dari islam. Suatu ketika mereka datang kepada Rasulullah SAW dan meminta izin untuk ikut berperang, padahal mereka tidak memiliki harta. Namun, karena mereka tidak memiliki harta untuk bekal selama berperang, mereka tidak bisa ikut  dan mereka menangisi hal tersebut. Allah SWT mengbadikan hal ini dalam surah At taubah ayat 91-92. Saat itu mereka sangat ingin ikut berjuang dan berkontribusi untuk islam, bagaimanapun kondisi mereka. Dengan semangat inilah islam berhasil menyebar keseluruh muka bumi secara damai dan memimpin peradaban dengan gemilang.

2.       Berpikir untung dan rugi
Golongan ini adalah mereka yang masih berpikir untung dan rugi dalam menjalankan segala perintah Allah SWT. Golongan ini semakin berkurang keimanannya dari para sahabat RA. Mereka masih menggunakan akalnya dalam mematuhi segala perintah Allah SWT. Sehingga, jika mereka diminta untuk berjuang menegakkan perintah Allah SWT, mereka akan berpikir tentang hartanya, anak istrinya, dan barag-barang yang mereka tinggalkan. Disinilah semangat juang islam mulai menurun, dan kegemilangan memudar. Akal telah menghalangi keimanan mereka, sedikit atau banyak.
3.       Menuruti hawa nafsunya
golongan ini telah kehilangan iman dan akalnya. Mereka menuntut hak mereka untuk dikabulkan doanya, tapi tidak mau menjalankan kewajiban yang harus mereka lakukan. Mereka lebih memilih memenuhi hawa nafsunya daripada perintah Agama. Dengan banyak alasan mereka berusaha membenarkan apa yang mereka lakukan. Jika tidak dikabulkan doanya, mereka akan berkata Allah telah meninggalkan mereka. Namun, jika mereka mendapat kenikmatan, mereka lupa terhadap doanya.

Bagaimana sikap kita dalam memenuhi perintah Allah SWT bisa menjadi alat ukur kesempurnaan akal kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Dzat yang memberikan kita Rezeki dan segala fasilitas hidup kita didunia ini. Jika kita orang-orang yang berakal,alasan apa lagi yang akan kita berikan untuk tidak mematuhi perintah Nya? Apakah kalian tidak berfikir?

Lalu, diantara 3 golongan tersebut, kita termasuk yang mana?
Baiklah, kita ambil satu contoh. Sebantar lagi Idul adha akan datang. Bagi yang mampu, hendaknya ber Qurban. Bagi yang tidak mampu, banyak dari mereka yang menabung untuk bisa melakukannya. Ini soal niat dan keimanan mereka kepada Allah SWT dan Rasullah SAW serta usaha dalam mematuhi perintah Allah SWT. Jika sahabat yang tidak punya harta semangat untuk berjuang, maka tidak ada alasan untuk tidak berusaha ber Qurban. Apalagi untuk yang diberi kemampuan.  

Berdoalah kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan sambil terus berusaha untuk memenuhi segala perintahNya. Bukan hanya menuntut hak tanpa pernah memenuhi kewajiaban. Tidak masalah seberapa besar dosa kita. Jika Allah SWT berkehendak, (maaf) wanita pelacur yang memberi minum (maaf) anjing pun bisa masuk surga. Mohon lah ampun terhadap setiap dosa kita dengan penuh ketakukan akan tidak dikabulkan, namun jangan pernah berhenti berharap kebaikan (berdoa) kepada Allah SWT.


Berdoalah dengan penuh keyakinan seperti nabi Ibrahim saat akan dibakar atau nabi musa saat dikejar firaun, meskipun seolah tidak mungkin ada jalan, Allah SWT punya banyak jalan untuk mengabulkan. Tugas kita hanyalah berdoa dan berusaha, bukan memikirkan bagaimana cara Allah mengabulkannya.  Yakinlah bahwa Allah SWT Maha Kuasa mengabulkan doa-doa kita karena bagi Nya Nothing immposible ! (buya hamka)

Monday, August 24, 2015

BIAYA MOVE ON

Wah, udah lama nih ngak nulis. Apa kabar teman-teman? Masih pada bernafas kan? Saya berharap tidak ada hantu yang membaca tulisan saya ini.. Hehehe. Itu hantu masa lalu yang selalu hadir dibayang-bayangmu.
Oke. Sebenernya saya tidak akan membahas tentang biaya move on seperti seorang kekasih yang baru aja putus. Ini lebih ke pengalaman saya di Malaysia. Oh iya, saya di Malaysia uda 2 bulan lho. Ngak kerasa aja nih waktu berputar. Semoga saya dan teman-teman tidak menua tanpa prestasi.
Eits, tapi diakhir nanti tetep ada kok rincian biaya buat yang mau move on. Biar saya gak PHP in kalian. Jadi baca sampai selesai ya. J
Sebulan yang lalu ada temen Indonesia kita yang pulang karena masa tinggalnya di Malaysia habis dan dia belum dapet visa. Jadilah dia sebagai ladang titipan barang oleh  temen-temen yang belum berhasil move on dari Indonesian goods, termasuk saya.  Hehe. Titipannya pun bermacam-macam, dari yang bener-bener penting kayak barang yang ketinggalan di rumah. Sampai yang gak penting  : sandal swallow, hand body, sambel trasi, bahkan solasi. Ini beneran.
Alasan mereka beragam. Di Malaysia mahal-mahal lah, ngak bisa makan tanpa sambel terasi Indonesia, sampai maunya pakai merk tertentu dari Indonesia. Yah, intinya kita masih susah move on dari kebiasaan lama yang telah melekat bersama kita. Padahal, semua barang barang yang dititipin bisa dibeli di Malaysia.
Kadang kita emang susah berpindah dari sesuatu yang kita udah cocok, hingga kita sadar untuk harus benar-benar move on. Teman kita itu pun kembali ke Malaysia dengan berkoper-koper barang titipan dengan kelebihan bagasi yang tidak sedikit. Tigabelas  kilo  sih kelebihan bagasinya, tapi nomilnya sampai 821.000!!! mungkin  itu lebih mahal dari harga tiketnya, dan pastinya lebih mahal dari harga sandal jepit swallow yang dibawanya.
Saya sendiri ketiban paling banyak, karena titipan saya sampai 7 kg sendiri. Kalo ditotal semua biaya yang harus saya keluarkan kurang lebih begini rinciannya :
200.000 = beli pensil,, penghapus, tempat pensil, bolpen 1 pack abon sapi, binder dan isinya dan biaya pakein dari rumah ke rumah temen yang dititipin.
400.000 = beli koper untuk bawa barang-barang kita.
330.000 = ganti bagasi temen.
TOTAL = 930.000

Melihat jumlah angka itu saya yang awalnya bilang harga barang-barang di Malaysia mahal pun akhirnya sadar bahwa ada yang lebih mahal saat kita gagal move on. Saya pernah beli bolpoin di sini seharga 12.000. harga pensil, tempat pensil dan barang-barang lainnya pun sama. Diatas harga biasanya kita di Indonesia. Tapi, mau tidak mau kita harus bisa menyesuikan diri dengan hal baru dalam hidup kita. Harus bisa MOVE ON!!!
padahal bolpoin biasa, tapi harganya diatas rata-rata
Ini baru Malaysia yang sangat dekat dengan Indonesia. Bagaimana kalo kita harus berpindah ke Negara yang lebih jauh lagi. Biaya yang harus kita keluarkan pun pasti lebih mahal.

Sejauh-jauhnya tempat didunia ini, kita masih bisa mengukur jaraknya, tapi ada tempat yang jaraknya tidak terukur. Ya itulah  HATI.
Move on dari hati seseorang yang sudah cocok dengan kita tidaklah mudah. Padahal, saat kita meninggalkan yang lama, kita harus siap menghadapi yang baru. Bukan berarti kita tidak bisa hidup tanpa dia yang lama. Lalu kemudian mengurung diri dan bersedih tiada henti.  Kalau kita gagal untuk move on dari yang satu ini akan banyak yang kita korbankan. Masa depan kita, orang-orang yang menyayangi kita dan teman-teman yang masih setia bersama kita.
Baru semalem saya denger curhatan ABG yang mau move on.
ABG labil : ” jika ada sesuatu  yang sangat berharga karena dia bisa merubah hidup kamu dan  kamu harus  meraihnya, tapi ada resiko jika kamu ingin mempertahannya, kamu mungkin akan mengalami tekanan atau stress, tapi kalo kamu kehilangan sesuatu tersebut, maka kamu akan mati. Akankan kamu berusaha meraihnya?”
 saya : “ ada sesuatu yang tidak akan meninggalkan kita, dan akan selalu mendukung kita, tapi seringkali kita terlupa. Dialah Allah SWT. Bukan seseorang yang kamu agung-agungkan hari ini. Karena bias saja suatu hari nanti kamu menemukan yang lebih baik dari dia. Kemudian kamu akan tertawa dan berkata : kenapa dulu saya mencintainya? padahal belum waktunya”
Setelah membaca pesan saya itu dia izin ke kamar mandi dan akhirnya sadar bahwa dia haus segera move on . Entah kamar mandi atau kata-kata saya yang membuatnya sadar.
Yah, setidaknya saat kita mau move on ada biaya yang harus kita keluarkan. No pain no gain. Besar kecilnya tergantung kita. Bias jadi 1 juta rupiah atau 1 juta dollar. Hehe. Inilah yang bisa anda lakukan saat mau move on :
1.       Jalan-jalan ke tempat yang sangat menyenagkan yang membuat kita lupa dia dan segala kenangan yang bersamanya. Bisa naik gunung atau ke luar negeri. Tergantung isi dompet kita.
2.       Jika biasanya kita selalu mentraktir dia, maka cobalah sekarang traktir teman-teman kita.  Ceritakanlah semua kesedihan kita, sampai tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut kita. Bisa sambil makan di restoran mewah atau warteg dean rumah.
3.       Beli buku-buku yang sesuai dengan hati kita dan bacalah. Dalam hidup ini Kita tidak punya cukup waktu untuk merasakan semua pengalaman, untuk itu  kita bisa belajar dari orang lain.
Demikian kurang lebih biaya move on saya, mungkin teman-teman juga pernah mengalaminya. Boleh cerita di kolom komentar ya!!!
NB : entah kenapa ditidur saya saat membuat tulisan ini saya bermimpi seseorang yang pernah ada dihati, dan dia dalam wujud hantu L. Semoga teman-teman tidak mengalaminya, karena ini bukan kisah misteri.


Sunday, August 2, 2015

Dari kita dan untuk kita


Mengawali artikel ini,  izinkan  saya bercerita :
Suatu hari, disebuah Negara, seorang raja memanggil 3 orang pemuda, kemudian memberikan sebuah karung kepada masing-masing pemuda tersebut
“ Wahai pemuda, pergilah  keseluruh penjuru negri ini, penuhilah karung-karung itu dengan buah-buahan terbaik dan kembalilah 40 hari lagi” kata Sang Raja memberikan perintah.
Maka, pergilah 3 orang pemuda tersebut kearah yang berbeda
Pemuda pertama, sambil mencari buah dia berkata dalam hati “ Ini perintah raja, orang tertinggi di negri ini, maka saya hanya akan memasukkan buah-buahan terbaik kedalam karung saya” maka, dengan susah payah dia mencari buah-buahan terbaik diseluruh penjuru negri untuk dia masukkan kedalam karung. Tak jarang dia harus memasuki hutan belantara dengan hewan buas, atau menyebarangi kali dengan banyak batu cadas.
Pemuda kedua, sambil mencari buah dia berkata dalam hati” Raja  pasti tidak akan memeriksa isi karung saya seluruhnya, raja pasti hanya akan melihat bagian atasnya saja, dengan itu saya akan lebih mudah memenuhi karung saya” maka, dia pun memasukkan buah-buahan yang baik dibagian atas karung tersbut dan memasukkan buah-buahan yang tidak baik dibagian bawahnya.
Pemuda ketiga, sambil mencari buah dia berkata dalam hati “ Raja pasti tidak akan memeriksa isi karung saya, saya tidak akan susah-susah mencari buah-buahan terbaik,  saya akan masukkan apapun yang saya temui” maka, dia memsukkan kulit durian, kaca, sandal, batu, pasir dan apapun yang dia temui untuk memenuhi isi karung tersebut.
Setelah 40 hari merekapun kembali ke istana. Raja tidak melihat isi karung mereka sama sekali. Raja hanya berkata “ Saya telah menyiapkan 3 ruangan berbeda, masuklah kalian masing-masing ke ruangan tersebut dan makanlah apa yang telah kalian masukkan kedalam karung tersebut”
Pemuda pertama yang hanya memasukkan buah-buahan terbaik kedalam karungnya, dia bisa menikmati semuanya. Pemuda kedua hanya bisa makan buah-buahan terbaik saja sedangkan yang lainnya tidak. Bagaimana dengan pemuda ketiga? Dia tidak bisa makan apa-apa dari apa yang ada didalam karungnya.
Dari cerita tersebut ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, diantaranya :
1.       Perjalanan kita didunia ini hanyalah untuk mengumpulkan bekal diakhirat kelak. Bekal apa yang kita bawa, itulah yang akan kita nikmati selama-lamnaya. Bukan amal yang menentukan kita masuk surga atau tidak, karena masuk surga atau tidak itu tergantung Ridho Allah SWT. Tapi, amal akan menentukan tempat kita setelah masuk surga. Kata orang jawa “ urip iku kur mampir ngombe” . Hidup kita sebatas mampir minum. Agar kita sampai ditujuan dengan baik, Allah telah memandu kita dengan Al –Quran dan As Sunnah. Sudahkah kita mengikutinya dengan baik?
Allah bahkan telah menunjukkan kepada kita mana yang baik dan tidak untuk kita kerjakan. Allah juga telah meunjukkan cara untuk mengisi karung-karung amal kita. Bukalah kembali al Quran kita, jangan hanya di bulan Ramadhan saja. Kemudian kita biarkan ia berdebu 11 bulan berikutnya. Disanalah kita tahu apa yang harus kita siapkan untuk menyambut hari yang kita tidak akan pernah kembali lagi kedunia ini.

2.       Untuk mengisi karung amal kita hanya yang terbaik dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Rasulullah yang sudah dijamin surganya saja masih beribadah sampai kakinya bengkak. Bagaimana dengan kita yang surganya belum pasti? Banyak hal didunia ini yang melenakan. Hawa nafsu kita adalah musuh utama yang harus kita waspadai. Perjuangan melawan hawa nafsu lebih berat daripada berhadapan dengan musuh nyata. Kadang saat kita sudah berkeingianan untuk umrah, wakaf atau beramal lainnya, hawa nafsu kita menahan kita untuk melalukannya. Begitulah kehidupan didunia ini, karena Dunia adalah penjara bagi orang mukmin. Cara yang efektif bila kita ingin senantiasa berbuat baik, atau paling tidak kita terhindar dari maksiat adalah dengan berteman dengan orang-orang shaleh.  Rasulullah SAW bersabda “ Perumpamaan teman yang shaleh dengan orang yang jelek adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan alat peniup api tukang besi. Seorang pembawa minyak wangi  : mungkin saja menghadiahkannya untukmu, atau engkau membelinya darinya, atau juga engkau mendapatkan wanginya yang harum darinya. Sedangkan orang yang membawa alat peniup api tukang besi : mungkin dia dapat membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya.”(HR. Bukhari)


3.       Hidup kita tidak lama, maka lakukanlah hal-hal terbaik yang dapat memenuhi karung kita, bahkan setelah kita meningal dunia.  Allah tidak memerintahkan kita memenuhi karung amal kita sendirian. Allah membuka lebar peluang-peluang orang lain untuk ikut memenuhi karung amal kita. Allah meyediakan banyak jalan agar kita bisa terus mengisi amal kita meskipun kita telah meninggal dunia yaitu dengan Shodaqah jariyah atau wakaf. Selama apa yang kita wakafkan masih digunakan maka kita akan senantiasa mendapatkan aliran pahala  orang yang mengambil manfaat darinya. Inilah yang banyak dilakukan oleh para sahabat dan pendahulu kita. Banyak pesantren, masjid, sekolah yang berdiri diatas tanah wakaf. Mereka  mewakafkan harta terbaik mereka karena sadar bahwa harta yang akan mereka bawa mati bukanlah banyaknya tanah, rupiah  atau rumah. Tapi apa yang mereka sedekahkan dijalan Allah SWT.  Didalam al Quran Allah SWT berfirman : “ Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha Mengetahui”


Pada dasarnya, setiap yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Baik atau buruknya kitalah yang akan merasakan. Didunia maupun diakhirat. Mungkin kita bertanya kenapa orang non-muslim justru banyak yang kaya? Saran saya jangan heran. Mereka dikasih Allah semua didunia tanpa menyisakan sedikitpun dikhirat. Padahal, kenikmatan dunia itu hanya 1%, yang 99% itulah yang akan Allah berikan kepada kaum mukmin di akhirat. Mari, menabung sebanyak-banyaknya untuk akhirat kita, karena kita akan menikmatinya dihari saat kesempatan menabung telah tutup. Wallahu a’lam. (buya)
berbagilah, karena itu membahagiakan 

Sunday, July 19, 2015

Diary ini adalah tanda 19 tahun saya. Dari seorang wanita, sahabat lama, teman dalam suka dan duka. Banyak yang bilang dia "cantik" bahkan sangat. Mungkin begitu.
Bagi saya dia juga cantik, tapi cukup cantik saja. Tidak lebih. Sampai saat ini belum ada suka apalagi cinta yang singgah. Saya yang ngak normal atau emang rasa itu tidak pernah ada. Entahlah.
saya bersyukur. Meski banyak yang menjodoh-jodohkan saya dengannya (termasuk ortunya, wow!!) saya diam dan menunggu saatnya. Bukan sekarang tentunya. Biar waktu yang menjawab.
Hari ini cukup saya tau kalo dia baik, cakep tapi tidak menarik. Hehehe.
Sudah banyak yang berubah dari zaman smp dulu dan kadang menggoda. Hehe. Kalo benar dia tulang rusuk saya, pasti tidak akan pergi. Biarlah kita sama-sama terbang tinggi. Hingga diawan sana kita ketemu. Sendiri atau tidak itu pilihan.
Dan Diary ini hadiah darinya. Baru kali ini sejak mengenalnya 6 tahun lalu. Di sebuah smp yang penuh cerita.

Makasih ya diary nya. Semoga kau baik-baik saja dan lebih baik disana. We are together in here. Thank a lot.

For u...nisa

22/10/2019


NB : baru keinget kalo saya pernah dikasih diary sama orang. Harus makin rajin nulis nih.
Penampakan diary nya

Thursday, July 9, 2015

PUASA SEPANJANG TAHUN

Bulan Puasa sudah berlalu beberapa hari, atau mungkin sudah akan selesai. Kalimat pembuka tulisan ini mempunyai 2 makna yang berbeda. Jika kita cenderung mengatakan bahwa puasa sudah berlalu beberapa hari itu artinya kita seolah tidak mau meninggalkan oleh Bulan Yang Sarat akan Keberkahan ini. Namun, jika kita mengatakan puasa sudah akan selesai itu artinya kita selalu menghitung setiap hari dan benar-benar bahagia bahwa ternyata hanya tinggal beberapa hari tersisa menuju kebebasan dari menahan lapar dan dahaga juga segala hal yang dilarang oleh Nya. (anda termasuk yang mana?)
Sadar atau tidak, selama bulan Puasa ini kita lebih sering  bertindak lebih islami dari 11 bulan lainnya. Lebih sering baca Qur’an. lebih banyak sholat berjamaahnya, lebih mudah untuk bersedekah, dan melakukan kebaikan lain dengan jumlah lebih banyak.Semua itu biasanya akan  berkahir dengan datangnya  sebuah hari bernama :  Idul Fitri.  Idul Fitri seperti  telah membagikan tiket gratis untuk kita menuju  surga. Sehingga kita tidak perlu lagi shalat berjama’ah, sedekah, baca Quran dan melakukan amal perbuatan lainnya.
Puasa selama sebulan penuh dibulan Ramadhan ini sejatinya tidak hanya berhenti di Hari Idul Fitri, harus kita teruskan sampai kita berjumpa dengan Ramadhan berikutnya. Atau bahkan sampai ajal menjemput kita. Tentu saja bukan Puasa dengan menahan lapar dan dahaganya yang kita teruskan, Rasulullah SAW melarang kita untuk puasa sepanjang tahun,  beliau pun berkata bahwa puasa yang paling baik adalah puasa Nabi Dud AS (sehari puasa sehari tidak ). Nilai-nilai selama satu bulan penuh kita berpuasalah yang harus kita bawa dalam kehidupan sebelas bulan berikutnya, diantaranya :
1.       Kedisipilinan
Selama satu bulan penuh kita tidak berani menyentuh makanan yang jelas ke halalannya sebelum tiba waktunya untuk berbuka. Padahal dihadapan kita sudah terhidang kolak, pecel, opor , jus buah dan berbagai hidangan lainnya. Tapi tetap saja kita tidak berani memakannya. Disipilin sekali.

Sebenarnya seperti itulah yang diinginkan Allah SWT dalam kehidupan kita didunia ini. . Kita harus disiplin terhadap waktu dan apapun yang masuk kedalam tubuh kita. Allah mewajibkan sholat 5 waktu dan memberikan kemuliaan tersendiri bagi orang-orang yang sholat tepat pada waktunya. Dalam bekerja juga sama. Untuk orang-orang yang digaji karena jam kerjanya. Maka bekerjalah sesuai jamnya. Agar kita tidak termasuk orang yang memakan gaji buta dan mendholimi orang yang menggaji kita. bagi para pelajar, kedisiplinan bahkan menjadi syarat utama. Istilahnya Karakter. Di jepang dan Australia, pendidikan karakter ini lebih mereka utamakan, sebelum mengisi otal dengan ilmu pengetahuan.
 
Terhadap kedisplinan ini, kita selayaknya belajar pada ulama kita dahulu. Ketika tiba waktu sholat, mereka meninggalkan apapun urusan duniawi yang sedang dilakukan, karena tidak ada yang lebih besar dari urusan kepada Allah SWT. Terhadap makanan juga sama. Jangnankan yang haram, yang syubhat (masih ragu kehalalannya) saja mereka tidak mau mengambilnya. Maka, akhirnya Allah Menjaga dirinya dan Keturunannya tetap dalam ketaatan kepada Allah SWT . mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dunia dan akhirat.
Jika selama bulan Puasa kita bisa berdispilin, masak kita tidak bisa untuk ber Puasa dari melanggar aturan selama setahun penuh, (paling tidak meminimalisir)?

2.       Ibadah
Selama bulan Puasa, kita tidak mau melewatkan sedetik pun tanpa ibadah. Semua berlomba-lomba mengisi setiap waktunya dengan ibadah. Bahkan ada yang sampai menonaktifkan jejaringan social selama bulan puasa. Semua untuk ibadah. Diam sebentar, ambil Quran dan ngaji. Ikut pengajian rutin di masjid. Karena hebatnya bulan ini, jika kita tidak mampu berbuat kebaikan dan takut berbuat maksiat maka tidur pun jadi ibadah.

Lalu bagaimana dengan bulan-bulan berikutnya? Rasulullah SAW bersabda : “Merupakan tanda baiknya islam seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya”

Hadits tersebut bukan hanya berlaku selama bulan Puasa, tapi selamanya. Toh malaikat pencatat amal perbuatan tidak libur dan Tuhan tidak pernah tidur. Teruskan saja amalan-amalan baik selama bulan Puasa.
Selama sebelas bulan setalah Ramadhan, Puasalah untuk berbuat hal-hal yang tidak berguna, sepanjang tahun dan sampai kapanpun. Toh, selama bulan Puasa kita mampu kan?

3.       Sedekah
Sepertinya inilah aktifitas yang paling digemari umat manusia selama bulan puasa. SEDEKAH. Di masjid-masjid banyak diselenggarakan buka puasa bersama bahkan sahur bersama. GRATIS.  Kalaupun ada yang tidak punya uang, banyak yang bersedekah tenaga dan pikiran. Apapun yang bisa disedekahkan akan kita  lakukan.

Dibulan puasa para Dhuafa dan Fakir Miskin sepertinya tidak akan pernah kekurangan makanan. Dan mereka akan kembali kepalaran setelah Idul Fitri tiba. Kesempatan bulan Puasa benar-benar dimanfaatkan setiap orang untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya. Namun, kadang kita lupa bahwa bulan Puasa adalah latihan kita untuk diterapkan di bulan-bulan berikutnya.

Jika kita telah biasa melakukan sedekah selama bulan puasa. Cobalah lakukan ini minimal setahun sekali : SEDEKAH EKSTRIM. Bersedahlah terhadap hal-hal yang kita sayangi atau dalam jumlah yang tidak wajar, sampai jantung dan tangan bergetar.. Jika kita punya dua mobil, maka cobalah sedekahkan satunya. jika kita punya dua rumah, beranikan diri untuk menyedekahkan satunya. Atau jika kita hanya punya uang satu juta di dompet, maka cobalah untuk mengeluarkan semuanya untuk sedekah.

Subahanallah, Banyak orang-orang hebat baik dari muslim maupun non-muslim yang telah melakukan ini. Dari golongan muslim Seperti : Ippho santosa(moyivator Internasional ), Yusuf Mnasur (Pendiri ribuan rumah Tahfidz di Indonesia), dan  Abdurramman bin Auf(sahabat nabi) dan masih banyak lainnya. Dari golongan non muslim ada Bill Gates (Pendirir Microsoft), Donald Trump (Pakar Bisnis).  Hidup mereka jauh lebih baik setelah melakukan SEDEKAH EKSTRIM. Dan bukan omong kosong, penulis juga sering mengalaminya. Sampai tangan dan jantung  bergetar. Tuhan tidak butuh uang kita, kitalah yang butuh pertolongannya. Sedekah kita akan tetap utuh dan kembali dengan berlipat ganda. Toh, orang fakir dan Dhuafa tidak hanya ada selama bulan puasa, dan pembangunan masjid, lembaga pendidikan juga dimana-mana, tidak hanya selama bulan puasa.

Beryukurlah kepada Allah dengan cara ini. Karena kita bisa merasakan Ramadhan sampai akhir, lulus tes masuk di perguruan tinggi yang kita inginkan, mendapat kemudahan dalam banyak hal. Ingat, semua itu adalah ujian. Mari kita syukuri ujian itu, dan berharap tuntunan Allah selalu dengan jalan sedekah. Atau kalau mau kekal pahalanya, bisa dengan wakaf. Tidak harus kita punya uang 1M dulu baru berwakaf. Mulailah dari yang kita mampu. Dan berdoalah agar dimampukan oleh Allah SWT.
Kita tidak tahu amal mana yang diterima oleh Allah SWT, bisa jadi amal kita yang kita lakukan diluar bulan puasa dengan ikhlas justru yang diterima oleh Allah SWT dibanding dengan amal yang kita lakukan selama bulan puasa. Maka teruslah berbuat sampai akhir hayat.
Begitupun dengan akhir hayat, tidak ada yang tahu dalam keadaan apa kita akan wafat. Maka teruslah berpuasa dari segala bentuk maksiat agar kita termasuk orang-orang yang Khusnul Khotimah.
Ambillah nilai-nilai terbaik dari bulan puasa kita, lakukan itu selama bulan-bulan berikutnya, dan rasakan nikmatnya puasa sepanjang tahun. Wallahu a’lam. (Buya Hamka)   

bisa jadi pertimbangan untuk wakaf 

Tuesday, June 30, 2015

PUASA DI NEGERI ORANG

Ini hari pertama saya puasa di negeri jiran. Meskipun bukan kali pertama saya datang kesini saat Ramadhan. Nanti saya ceritakan, bagaimana Tuhan menjawab mimpi saya, kurang dari 1 tahun. Di negeri ini. MALAYSIA
***
Hari pertama, tentu lelah sisa perjalanan masih terasa. Bukan hanya lelah karena harus angkat 2 koper besar yang saya bawa. Tapi juga lelah jiwa yang harus pergi dari tanah air. Pergi dari segala keindahan dan kenyamanan hidup bersama keluarga. Meski bagaimanapun, meninggalkan kenangan adalah hal yang  sulit terlupa. Sampai saat pesawat take off pun, kenangan itu masih saja melekat dibumi. Jauh dibawah sana.
Perjalanan jogja kuala lumpur menghabiskan waktu 2 jam. Namun karena perbedaan waktu, akhirnya seperti 3 jam. Tidak ada hal penting yang terjadi dibandara adi sucipto, Jogjakarta. Kecuali air mata ayah  yang terus mengalir deras, seiring dengan pelukan yang semakin terlepas. Bandara mempunyai 2 arti tentang air mata. Dibandara orang menangis bahagia karena kembali berjumpa dengan keluarga, dibandara pula, tangis kesedihan tumpah, karena harus berpisah. Kaki ini harus melangkah, masuk ke ruang check in. saat itu ada 2 pilihan, menengok terus kebelakang, melihat air mata yang jatuh bertupahan, atau terus melangkah dengan tangis yang hanya diri sendiri dan mungkin petugas check in bandara yang tahu.
Pesawat yang akan membawa saya ke Malaysia  terbang pukul 17.15 , itu artinya 15 menit sebelum waktu berbuka tiba. Namun, seolah  tidak peduli saya  akan berbuka apa, petugas pemeriksaan tetap saja menyita air yang kami bawa. “ ini penerbangan internasional” begitu tegasnya tanpa iba. Saya bukan tidak tahu akan hal itu. Tapi saya pikir, karena ini bulan puasa maka aka nada sedikit kelonggaran. Dengan sangat terpaksa sebotol pocari sweat ukuran tanggung  dan sebotol YOUC1000 saya disita. Diantara kami ber 6 (saya, alis nerindo, dimas, beny zakaria, david, dan haris) hanya sebotol air minum tangguh yang lolos. L
Pesawat air asia membawa kami menjemput harapan, ke negeri jiran. Didalam pesawat tidak saya sia-siakan setiap kesempatan. Setelah kondisi tenang, mulailah kami sibuk dengan diri masing-masing. Dan saya? Membuat video untuk saya kirimkan ke @radityadika. Kalo belum nonton, ini link nya : https://www.youtube.com/watch?v=PHy0ZZ07rjk
Batapa bahagianya kami. Setelah menunggu selama 3 bulan tanpa kepastian yang jelas, akhirnya kami berangkat juga. Teman saya, orang Sulawesi, bahkan telah menunggu keberangkatan ini selama 3 bulan tinggal di jakarta. Sampai di KLIA2 (Bandara Internasional Malaysia) kami mengikuti prosedur yang ada. Jika biasanya saya melihat para foreign (orang asing) berdiri dibarisan imigrasi Indonesia, maka saat ini saya dan teman-teman yang berdiri pada barisan foreign itu. Hhmm. Bangga rasanya. Alhamdulillah.
Tidak mudah untuk masuk ke sebuah Negara tanpa surat-surat yang jelas. Saya mengalami hal yang sama, saat petugas imigrasi tau bahwa tujuan kita adalah belajar, maka mereka akan menanyakan banyak hal. Pertanyaan standard adalah kuliah di kampus mana? Sampai pada surat imigrasi yang ada pada kita. Alhamdulillah, meski awalnya mereka sedikit tidak percaya, setelah kami tunjukkan surat imgrasi, stempel imigrasi pun mendarat di passport kami. Ketegangan saat menunggu stempel itu sama seperti saat seorang kekasih mendapat balasan dari sms yang dia kirimkan kepada  pacarnya. J (kurang lebih begitu)
Kami tau siapa yang akan menjemput. Tapi kami belum pernah bertemu. Inilah pencarian yang harus kami hadapi. 1 jam kami keliling Bandara untuk mencari sinyal wi fi, untuk menghubungi orang yang akan menjemput kami. Namun tidak bisa, bertanya ke petugas Bandara juga sama saja. Sampai akhirnya kita memutuskan untuk membeli kartu Malaysia. 44 Ringgit 500 MB. Kalau dibandingkan di Indonesia ini mahal. Xl aja 30 ribu dapat 5 GB :D (owh iya 1 ringgit itu setara 3500an)
Berbekal kartu itu akhirnya kami bertemu dengan pemjemput yang katanya dari tadi menunggu kita dipintu kedatangan. Hehe. Begitulah kalo tidak saling kenal. Susah ketemunya. Kami bukan rombongan pertama yang tiba, rombongan pertama dari Surabaya. 1 orang (hehe disebut rombongan atau apa ya kalo 1 orang?) rombongan ketiga dari jakarta. 6 orang. Namun pesawatnya delay sampe 3 jam. Jadi kami berenam lansgsung berangkat menuju asrama dengan 2 taksi innova yang kami sewa.
Lumayan jauh. 1,5 jam tanpa macet dengan  kecepatan sedang. Kami tidak tahu akan seperti apa asrama kami. Namun, begitu taksi itu berhenti dan sebuah gerbang terbuka, kami kaget melihat tempat kami tinggal. “kami akan tinggal disini selamanya atau hanya sementara?” begitu Tanya kami seketika. Saking tidak percaya bahwa asrama yang kami tempati sangat megah dan mewah.
Seperti bukan asrama. Rumah pribadi lebih tepatnya. Namun dengan kamar yang luas dan kamar mandi sekelas hotel bintang 5. Asrama ini berlantai 3. Lantai 1 terdiri dari ruang pertemuan kecil, ruang manager, dapur, tempat makan, kolam renang, ruang santai dan tempat tenis meja. Lantai 2 terdiri dari 3 kamar mahasiswa, 1 kamar pengurus dan tempat sholat yang cukup luas serta perpustakaan. Lantai 3 terdiri dari 2 kamar mahasiswa dan 1 ruang pertemuan yang besar.
Ini puasa yang akan saya jalani dengan rutinitas yang baru. lingkungan yang baru dan orang-orang baru. yang baru biasanya akan terlihat lebih indah, semoga saja begitu.  Puasa di negeri orang membuat cerita tersendiri dari hidup saya. Apalagi di asrama, niat meng idealkan badan bisa saja sirna. Makanan yang kami makan adalah porsi besar orang arab dengan daging yang besar pula. Buah-buahan  selalu tersedia. Juz dan minuman berasa juga ada. Alhamdulillah Tuhan atas semuanya. L
Ah, semua kenikmatan itu semoga tidak melenakan puasa saya  di negeri orang. Puasa dari kesenangan sementara  untuk masa depan yang lebih baik. Puasa dari kenyamanan sementara untuk ilmu dan agama. Puasa dari keruhnya birokrasi Indonesia. Dan tentu saja puasa untuk mengeluh dengan keadaan yang ada, kemudian berjuang untuk mendapatkan apapun yang diinginkan. Dengan izin TUHAN.
Oh iya, tentang cerita mimpi saya yang terjawab oleh Allah sebelum 1 tahun, ikutin terus ya blog ini.
Sambil istirahat, kita lihat foto-foto ya.

Semoga menjadi doa dan saya tetap dalam ketawadhuan.  


tempat mandinya, sekalian sauna 
                                               


menu makannya :(

13 orang utusan indonesia 
abis terawih dibagiin ini. ketawa liat tulisannya :D 
sampai ada cctv nya pula 

Wednesday, June 24, 2015

alat ukur kadar kemauan kita

 
Apa kabar temen-temen ODOJ ers (hehe,,sebutan untuk para anggota ODOJ)
Memasuki hari ke 7 semoga masih tetep istiqomah ya. Aamiin.
Saya berencana mem publish tulisan ini sampai genap anggota 3 Group ODOJ. Alhamdulillah semalem sebelum pukul 21.00 ada temen baik saya yang bergabung. Temen masa kecil, bahkan sampai hari ini. (dia ngak mau disebutin namanya, alay katanya ( )
***
Melalui tulisan ini saya mau cerita. Ramadhan 1436 H ini  terasa beda buat saya. Saya merasakan energi yang luar biasa. Untuk itu, saya sangat rajin pasang DP BBM tentang ODOJ. “tinggal 23 kursi lagi” tulis saya pada status BBM. Terus saja saya meng update perkembangan jumlah anggota ODOJ. Sampai banyak pertanyaan  masuk “Jualan apaan sih?” hehe.
“jualan tiket surga, tapi komisinya langsung masuk rekening akhirat” begitu jawab saya.
Sebagian teman-teman yang belum tau apa itu ODOJ pada bertanya. Sebagian yang lain juga langsung serta merta ikut bergabung. Namun, dari 7 hari berjalan ini saya menemukan 2 hal yang menginspirasi
Saat saya mengajak teman-teman yang ada di kontak BBM atau Whatsapp,  ada jawaban yang membuat saya terdiam agak lama. “Ramadhan kan gak boleh boong ya, jujur saya belum bisa ngaji” atau “hah? 1 juz mah saya bacanya paling cepet 1 minggu”. 2 jawaban itu membuat saya merasa sedih dan bersyukur. Sedih karena ternyata di zaman yang sudah sangat modern ini masih ada orang yang belum bisa mengaji. Atau karena zaman sangat modern sehingga orang lupa cara mengaji. Dan saya tahu orangnya. Berdosakah saya yang diberi kemampuan untuk mengaji namun belum mampu mengajari. (
Dari jawaban itu juga saya bersyukur, bahwa saya diberi hidayah oleh Allah SWT untuk bisa membaca Kalam Nya.   Taoi kenapa saya belum bisa sering membacanya? Padahal orang lain yang belum bisa sebagian berusaha keras agar bisa. Apa karena saya sudah bisa membacanya, kemudian saya merasa tidak terlalu butuh mengulang bacaan saya. Toh, saya kan sudah bisa. Segudang pertanyaan muncul bersamaan.
Saya mendapati kenyataan yang berbeda dengan teori yang ada. Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan untuk gabung beberapa Group ODOJ sebelum ini. Saya pernah bergabung dengan Group ODOJ yang semua anggotanya penghafal al Quran (wuidih keren kan?) Alhamdulillah, Group ini berjalan lancer. Namun hanya bebrapa bulan. Selanjutnya ? bubar dijalan. Hehe. Secara teori akal, karena mereka adalah para penghafal al Quran, mereka kan lebih muda untuk membaca 1 juz dalam 1 hari. Jangankan 1 juz, 30 juz saja banyak yang mampu. Namun, kenyaatan berbicara lain.
Akhirnya saya move on.(hehe bukan cumin patah hati doing yang bisa move on). Saya diajak teman untuk bergabung ke Group ODOJ nasional. Yang saya tahu, dari group saya tidak ada yang hafal al Quran. Kalo al fatihah dan surat-surat pendek mah, anak TK zaman sekarang juga apal. Hehe. Profesi mereka pun bukan rata-rata ustad. Umum. Sangat umum bahkan. Namun, saya seringkali tertegun melihat semangat mengaji mereka. Semangat laporan mereka. Semangat saling mengingatkan antar anggota. Salut.
Akhirnya saya berfikir. Jawabnya “Ternyata bukan yang paling bisa, tapi yang paling berusaha” bukan yang paling tajam, tapi yang paling bersungguh-sungguh. Kita  pasti mau kan untuk bisa istiqomah membaca al Quran setiap hari. Tapi kadang kadang kita tidak bisa. Sebenarnya bukan karena tidak bisa, tapi karena kita tridak mau.
“Loh? Saya mau tapi tidak bisa” mungkin ada yang protes seperti itu.
Hehe. Kalau anda belum bisa tandanya anda belum mau. Saya yakin aka nada yang tetap protes. (
Oke. Mari kita ukur kemauan kita dengan emas. Seperti halnya emas yangkadar karatnya berbeda-beda. Kemauan kita juga sama. Ada emas 24 karat, 22 karat, 20 karat, 18 karat atau bahkan ada emas muda. Kalau kadar kemauan kita 24 karat atau paling ngak 22 karat, insyaAllah kita bisa. Masalahnya seringkali kadar kemauan kita tidak sampai 22 karat bahkan 24 karat, jadi ada rintangan dikit kita udah nyerah aja.
Saya punya pengalaman dengan hal ini. Di suatu komplek di Jakarta ibu-ibu pengajian yang kekinian (baca : gaul) Karena mereka belum bisa 1 hari 1 juz dan karena begitu luar biasanya semangat mereka untuk bisa dan istiqomah, akhirnya dibuatlah ODOP (one Day One Page) satu hari satu halaman. Mereka masih terbata-bata, bahkan mengeja huruf demi hurufnya. Lambat laun makin lancer dan terbiasa.
Ada lagi. Dan ini yang juga menginspirasi saya. Seorang direktur sebuah perusahaan besar, dengan kesibukan yang luar biasa, bisa hatam membaca al Quran sampai 5 kali selama bulan ramadhan. Padahal beliau bukan seorang penghafal al Quran. Dan baru mengenal islam sebenarnya tidak lebih dari 10 tahun yang lalu.
Hhmmm. Kadang cinta binasa bukan karena jauh saja, tapi terlalu dekat juga bisa jadi penyebab hambarnya  cinta.
Kita mungkin telah begitu dekat dengan al Quran, tapi dekatilah terus karena cinta kita. Sesekali pergilah dan lihatlah mereka yang belum Allah berikan kesempatan yang sama dengan kita untuk membaca al Quran. Para tukang becak yang sangat lelah bekerja, penjual sayur yang pagi buta telah pergi belanja atau profesi lain yang sulit mencari waktu luang untuk mengaji.
Ingat, mengaji bukan saat waktu luang, tapi luangkanlah waktu untuk mengaji. Baca BBM, WA, Facebook an aja sempet. Ya kan?hehe.
Oh iya yang belum ada BBM saya bisa invite di 52A804EA
Semoga kita diberikan hidayah untuk terus istiqomah, setidaknya selama ramadhan ini. Aamiin.

Thursday, June 18, 2015

KELUARGA ALLAH


Masyarakat dunia yang sangat banyak ini memiliki satuan terkecil bernama keluarga. Keluarga pada dasarnya terdiri dari Ayah, ibu, anak, kakek dan nenek dst. Intinya, mereka dale sekumpulan orang yang memliki hubungan darah. Namun, lambat laun pengertian tentang keluarga semakin melebar. Suatu suku yang sama yang  berkumpul di tempat perantauan juga mereka akhirnya menjadi kelurga, atau lebih tepatnya memliki rasa “kekeluargaan”.
Tidak hanya itu, terjadinya kesamaan antar manusia juga menimbulkan rasa kekeluargaan. Akhirnya terbentuklah banyak kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas. Seperti komunitas vespa, komunitas music, komunitas da’I dsb. Layaknya keluarga dengan hubungan darah, mereka saling mencintai dan menyayangi satu sama lainnya, merasakan sakit yang lain sakit dan bahagia dalam kebahagiaan orang lain juga.
Kita sadari atau tidak, kita merasa lebih nyaman jika berada dsekitar keluarga kita atau disekitar orang-orang yang kita kenal daripada terhadap orang asing. Dalam hubungan hak dan keewajiban juga sama, kita sering kali lebih mendahulukan kepentingan keluarga kita daripada orang lain. Hal ini wajar saja karena merupakan naluri dasar manusia, selama tidak melanggar hal-hal yang dilarang agama.
Dalam al-Quran Allah  menganjurkan  untuk menolong keluarga (dzawil Qurba) lebih dahulu baru kemudian orang-orang fakir dan miskin. Kita dapat menyaksikan disekiling kita bagaiamana sebuah keluarga ekonominya membaik karena bantuan saudaranya, mendapat pekerjaan melalui saudaranya, mendapat jodoh melalui saudaranya. Atas izin Allah SWT keluarga memberikan peran yang sangat penting dalam kehidupan dunia dan akhirat kita.
Mungkin kita dapat bayangkan betapa bahagianya bila kita menjadi bagian dari kelurga presiden.  Hidup nyaman dengan segala kenikmatan dan kemewahan pasti akan kita dapatkan. Mau apapun ada yang menyediakan, jalan-jalan mendapat kawalan, semua orang akan memberikan penghormatan kepada kita. Enak bukan? Itu pendapat anda.
Namun, pernahkah kita berpikir jika kita menjadi bagian dari keluarga Allah SWT, Dzat yang Maha Kuasa diatas segala kekuasan. Yang menguasai lagit dan bumi serta apapun yang ada didalamnya. Hal itu bukan sesuatu yang mustahil terjadi, karena nabi Muhammad SAW bersabda
“Dari Anas r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda :” Sesungguhnya Allah SWT memliki ahli (keluarga) diantara manusia” para sahabat bertanya “ Siapa mereka wahai Rasulullah?”. Rasulullah SAW bersabda “Ahlul Qur’an, mereka itu adalah ahli Ahli Allah dan mendapat keistimewaan dari Allah SWT” (HR. An-Nasa-I, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Dari hadits diatas setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita sebagai manusia dapat menjadi bagian dari keluarga Allah SWT dengan syarat kita menjadi Ahlul Qur’an. lalu bagaimana caranya ? :

1.    Kenalilah al-Quran dan Bacalah
“Tak kenal, maka tak sayang”. Mungkinkah kita bisa akrab dengan sesuatu yang belum kita kenal? Saya rasa tidak. Untuk itulah, sebagai muslim yang pedoman  hidupnya adalah al-Quran(bulletin edisi 1), maka wajib bagi kita untuk mengenal al-Quran dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kadar kemampuan kita. jika kira biasakan untuk rutin membaca al Quran dalam hari-hari kita insyaAllah dengan sendirinya al-Quran akan mengenalkan dirinya kepada kita.
Selayaknya kita jadikan al-Quran sebagai dzikir harian kita, tiada hari tanpa mengaji. Bahkan, karena cintanya kepada al Quran dan agar selalu bisa membaca dan menjaga al Quran banyak manusia yang menghafalkannya. Sejak zaman nabi dahulu sampai sekarang selalu saja bermunculan para penghafal al Quran dan tempat-tempat belajar al Quran. Salah satunya adalah ma’had Tahfidz Daarussalaam.

Bacalah al-Quran dimanapun dan kapanpun agar kita semakin mengenal al-Quran dan al-Quran pun mengenali kita. berkumpullah bersama orang-orang yang rajin membaca al-Quran agar kita termotivasi untuk semakin rajin membaca.

2.     Mengamalkan ajaran al Quran
Sebagaimana kita belajar suatu rumus matematika, fisika dan ilmu lainnya. Hanya dengan banyak prakteklah teori-teori itu semakin melekat dengan kita. Begitupula al Quran, sebuah kita yang bukan hanya untuk kita saja namun juga amalkan isi dan kandungannya. Kita tidak akan pernah sampai tujuan jika hanya berdiri melihat papan petunjuk arah, kita harus melangkah.
Bahkan para sahabat dahulu, tidak akan menambah hafalannya sebelum mampu mengamalkan hafalan yang telah mereka hafalkan.

Musuh-musuh islam tidak akan takut jika kita hanya rajin membaca al-Quran. Yang mereka takut adalah ketika umat muslim berlomba-lomba mengamalkan ajaran al Quran yang mulia itu. Karena al Quran tanpa pengamalan dari para pembacanya hanya akan sampai pada titik sebagai mukjizat yang mulia, belum pada petunjuk-petujuk dan perubahan-perubahan pada tatanan kehidupan kita. Dan inilah yang Allah Inginkan dari manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.

3.    Belajar dan mengajarkan al Quran
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan al Quran” Hadits nabi SAW. al Quran ibarat samudra, semakin diselami semakin dalam. Tidak akan pernah habis pembelajaran tentang al Quran meski telah dikaji 1400 lebih lamanya. setiap zaman selalu menemukan hal-hal baru dalam al Quran. Banyak penemu-penemu masa kini ataupun dahulu yang menemukan inspirasi memaluli al Quran.

Belajar al Quran yang dimualai dari pengenalan huruf-huruf-hurufnya sampai pada kajian tafsirnya merupakan hal yang mulia. Karena yang kita pelajari adalah Firman Allah SWT. Dzat yang menciptakan kita dan mengetahui segala sesuatunya. Begitu pula dengan mengajarkan al Quran. Melalui proses pengajaran inilah kita dapat membentuk generasi yang kenal dengan al Quran, senang membaca al Quran dan Mengamalkan isi al Quran.


Belajar dan mengajarkan al Quran adalah hal yang mulia yang seharunya didukung penuh dan suburkan dalam kehidupan kita. agar tercipta generasi-generasi qurany yang perngetahuan luas dan berpedoman al Quran.

Mari kita berlomba-lomba mendaftarkan diri menjadi keluarga Allah SWT di bumi ini dengan menjadi ahlul Quran. Betapa nikmatnya jika kita bisa menjadi keluarga Allah SWT dimuka bumi ini. Wallahua’lam biswab. (buya)