Monday, August 24, 2015

BIAYA MOVE ON

Wah, udah lama nih ngak nulis. Apa kabar teman-teman? Masih pada bernafas kan? Saya berharap tidak ada hantu yang membaca tulisan saya ini.. Hehehe. Itu hantu masa lalu yang selalu hadir dibayang-bayangmu.
Oke. Sebenernya saya tidak akan membahas tentang biaya move on seperti seorang kekasih yang baru aja putus. Ini lebih ke pengalaman saya di Malaysia. Oh iya, saya di Malaysia uda 2 bulan lho. Ngak kerasa aja nih waktu berputar. Semoga saya dan teman-teman tidak menua tanpa prestasi.
Eits, tapi diakhir nanti tetep ada kok rincian biaya buat yang mau move on. Biar saya gak PHP in kalian. Jadi baca sampai selesai ya. J
Sebulan yang lalu ada temen Indonesia kita yang pulang karena masa tinggalnya di Malaysia habis dan dia belum dapet visa. Jadilah dia sebagai ladang titipan barang oleh  temen-temen yang belum berhasil move on dari Indonesian goods, termasuk saya.  Hehe. Titipannya pun bermacam-macam, dari yang bener-bener penting kayak barang yang ketinggalan di rumah. Sampai yang gak penting  : sandal swallow, hand body, sambel trasi, bahkan solasi. Ini beneran.
Alasan mereka beragam. Di Malaysia mahal-mahal lah, ngak bisa makan tanpa sambel terasi Indonesia, sampai maunya pakai merk tertentu dari Indonesia. Yah, intinya kita masih susah move on dari kebiasaan lama yang telah melekat bersama kita. Padahal, semua barang barang yang dititipin bisa dibeli di Malaysia.
Kadang kita emang susah berpindah dari sesuatu yang kita udah cocok, hingga kita sadar untuk harus benar-benar move on. Teman kita itu pun kembali ke Malaysia dengan berkoper-koper barang titipan dengan kelebihan bagasi yang tidak sedikit. Tigabelas  kilo  sih kelebihan bagasinya, tapi nomilnya sampai 821.000!!! mungkin  itu lebih mahal dari harga tiketnya, dan pastinya lebih mahal dari harga sandal jepit swallow yang dibawanya.
Saya sendiri ketiban paling banyak, karena titipan saya sampai 7 kg sendiri. Kalo ditotal semua biaya yang harus saya keluarkan kurang lebih begini rinciannya :
200.000 = beli pensil,, penghapus, tempat pensil, bolpen 1 pack abon sapi, binder dan isinya dan biaya pakein dari rumah ke rumah temen yang dititipin.
400.000 = beli koper untuk bawa barang-barang kita.
330.000 = ganti bagasi temen.
TOTAL = 930.000

Melihat jumlah angka itu saya yang awalnya bilang harga barang-barang di Malaysia mahal pun akhirnya sadar bahwa ada yang lebih mahal saat kita gagal move on. Saya pernah beli bolpoin di sini seharga 12.000. harga pensil, tempat pensil dan barang-barang lainnya pun sama. Diatas harga biasanya kita di Indonesia. Tapi, mau tidak mau kita harus bisa menyesuikan diri dengan hal baru dalam hidup kita. Harus bisa MOVE ON!!!
padahal bolpoin biasa, tapi harganya diatas rata-rata
Ini baru Malaysia yang sangat dekat dengan Indonesia. Bagaimana kalo kita harus berpindah ke Negara yang lebih jauh lagi. Biaya yang harus kita keluarkan pun pasti lebih mahal.

Sejauh-jauhnya tempat didunia ini, kita masih bisa mengukur jaraknya, tapi ada tempat yang jaraknya tidak terukur. Ya itulah  HATI.
Move on dari hati seseorang yang sudah cocok dengan kita tidaklah mudah. Padahal, saat kita meninggalkan yang lama, kita harus siap menghadapi yang baru. Bukan berarti kita tidak bisa hidup tanpa dia yang lama. Lalu kemudian mengurung diri dan bersedih tiada henti.  Kalau kita gagal untuk move on dari yang satu ini akan banyak yang kita korbankan. Masa depan kita, orang-orang yang menyayangi kita dan teman-teman yang masih setia bersama kita.
Baru semalem saya denger curhatan ABG yang mau move on.
ABG labil : ” jika ada sesuatu  yang sangat berharga karena dia bisa merubah hidup kamu dan  kamu harus  meraihnya, tapi ada resiko jika kamu ingin mempertahannya, kamu mungkin akan mengalami tekanan atau stress, tapi kalo kamu kehilangan sesuatu tersebut, maka kamu akan mati. Akankan kamu berusaha meraihnya?”
 saya : “ ada sesuatu yang tidak akan meninggalkan kita, dan akan selalu mendukung kita, tapi seringkali kita terlupa. Dialah Allah SWT. Bukan seseorang yang kamu agung-agungkan hari ini. Karena bias saja suatu hari nanti kamu menemukan yang lebih baik dari dia. Kemudian kamu akan tertawa dan berkata : kenapa dulu saya mencintainya? padahal belum waktunya”
Setelah membaca pesan saya itu dia izin ke kamar mandi dan akhirnya sadar bahwa dia haus segera move on . Entah kamar mandi atau kata-kata saya yang membuatnya sadar.
Yah, setidaknya saat kita mau move on ada biaya yang harus kita keluarkan. No pain no gain. Besar kecilnya tergantung kita. Bias jadi 1 juta rupiah atau 1 juta dollar. Hehe. Inilah yang bisa anda lakukan saat mau move on :
1.       Jalan-jalan ke tempat yang sangat menyenagkan yang membuat kita lupa dia dan segala kenangan yang bersamanya. Bisa naik gunung atau ke luar negeri. Tergantung isi dompet kita.
2.       Jika biasanya kita selalu mentraktir dia, maka cobalah sekarang traktir teman-teman kita.  Ceritakanlah semua kesedihan kita, sampai tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut kita. Bisa sambil makan di restoran mewah atau warteg dean rumah.
3.       Beli buku-buku yang sesuai dengan hati kita dan bacalah. Dalam hidup ini Kita tidak punya cukup waktu untuk merasakan semua pengalaman, untuk itu  kita bisa belajar dari orang lain.
Demikian kurang lebih biaya move on saya, mungkin teman-teman juga pernah mengalaminya. Boleh cerita di kolom komentar ya!!!
NB : entah kenapa ditidur saya saat membuat tulisan ini saya bermimpi seseorang yang pernah ada dihati, dan dia dalam wujud hantu L. Semoga teman-teman tidak mengalaminya, karena ini bukan kisah misteri.


Sunday, August 2, 2015

Dari kita dan untuk kita


Mengawali artikel ini,  izinkan  saya bercerita :
Suatu hari, disebuah Negara, seorang raja memanggil 3 orang pemuda, kemudian memberikan sebuah karung kepada masing-masing pemuda tersebut
“ Wahai pemuda, pergilah  keseluruh penjuru negri ini, penuhilah karung-karung itu dengan buah-buahan terbaik dan kembalilah 40 hari lagi” kata Sang Raja memberikan perintah.
Maka, pergilah 3 orang pemuda tersebut kearah yang berbeda
Pemuda pertama, sambil mencari buah dia berkata dalam hati “ Ini perintah raja, orang tertinggi di negri ini, maka saya hanya akan memasukkan buah-buahan terbaik kedalam karung saya” maka, dengan susah payah dia mencari buah-buahan terbaik diseluruh penjuru negri untuk dia masukkan kedalam karung. Tak jarang dia harus memasuki hutan belantara dengan hewan buas, atau menyebarangi kali dengan banyak batu cadas.
Pemuda kedua, sambil mencari buah dia berkata dalam hati” Raja  pasti tidak akan memeriksa isi karung saya seluruhnya, raja pasti hanya akan melihat bagian atasnya saja, dengan itu saya akan lebih mudah memenuhi karung saya” maka, dia pun memasukkan buah-buahan yang baik dibagian atas karung tersbut dan memasukkan buah-buahan yang tidak baik dibagian bawahnya.
Pemuda ketiga, sambil mencari buah dia berkata dalam hati “ Raja pasti tidak akan memeriksa isi karung saya, saya tidak akan susah-susah mencari buah-buahan terbaik,  saya akan masukkan apapun yang saya temui” maka, dia memsukkan kulit durian, kaca, sandal, batu, pasir dan apapun yang dia temui untuk memenuhi isi karung tersebut.
Setelah 40 hari merekapun kembali ke istana. Raja tidak melihat isi karung mereka sama sekali. Raja hanya berkata “ Saya telah menyiapkan 3 ruangan berbeda, masuklah kalian masing-masing ke ruangan tersebut dan makanlah apa yang telah kalian masukkan kedalam karung tersebut”
Pemuda pertama yang hanya memasukkan buah-buahan terbaik kedalam karungnya, dia bisa menikmati semuanya. Pemuda kedua hanya bisa makan buah-buahan terbaik saja sedangkan yang lainnya tidak. Bagaimana dengan pemuda ketiga? Dia tidak bisa makan apa-apa dari apa yang ada didalam karungnya.
Dari cerita tersebut ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, diantaranya :
1.       Perjalanan kita didunia ini hanyalah untuk mengumpulkan bekal diakhirat kelak. Bekal apa yang kita bawa, itulah yang akan kita nikmati selama-lamnaya. Bukan amal yang menentukan kita masuk surga atau tidak, karena masuk surga atau tidak itu tergantung Ridho Allah SWT. Tapi, amal akan menentukan tempat kita setelah masuk surga. Kata orang jawa “ urip iku kur mampir ngombe” . Hidup kita sebatas mampir minum. Agar kita sampai ditujuan dengan baik, Allah telah memandu kita dengan Al –Quran dan As Sunnah. Sudahkah kita mengikutinya dengan baik?
Allah bahkan telah menunjukkan kepada kita mana yang baik dan tidak untuk kita kerjakan. Allah juga telah meunjukkan cara untuk mengisi karung-karung amal kita. Bukalah kembali al Quran kita, jangan hanya di bulan Ramadhan saja. Kemudian kita biarkan ia berdebu 11 bulan berikutnya. Disanalah kita tahu apa yang harus kita siapkan untuk menyambut hari yang kita tidak akan pernah kembali lagi kedunia ini.

2.       Untuk mengisi karung amal kita hanya yang terbaik dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Rasulullah yang sudah dijamin surganya saja masih beribadah sampai kakinya bengkak. Bagaimana dengan kita yang surganya belum pasti? Banyak hal didunia ini yang melenakan. Hawa nafsu kita adalah musuh utama yang harus kita waspadai. Perjuangan melawan hawa nafsu lebih berat daripada berhadapan dengan musuh nyata. Kadang saat kita sudah berkeingianan untuk umrah, wakaf atau beramal lainnya, hawa nafsu kita menahan kita untuk melalukannya. Begitulah kehidupan didunia ini, karena Dunia adalah penjara bagi orang mukmin. Cara yang efektif bila kita ingin senantiasa berbuat baik, atau paling tidak kita terhindar dari maksiat adalah dengan berteman dengan orang-orang shaleh.  Rasulullah SAW bersabda “ Perumpamaan teman yang shaleh dengan orang yang jelek adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan alat peniup api tukang besi. Seorang pembawa minyak wangi  : mungkin saja menghadiahkannya untukmu, atau engkau membelinya darinya, atau juga engkau mendapatkan wanginya yang harum darinya. Sedangkan orang yang membawa alat peniup api tukang besi : mungkin dia dapat membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya.”(HR. Bukhari)


3.       Hidup kita tidak lama, maka lakukanlah hal-hal terbaik yang dapat memenuhi karung kita, bahkan setelah kita meningal dunia.  Allah tidak memerintahkan kita memenuhi karung amal kita sendirian. Allah membuka lebar peluang-peluang orang lain untuk ikut memenuhi karung amal kita. Allah meyediakan banyak jalan agar kita bisa terus mengisi amal kita meskipun kita telah meninggal dunia yaitu dengan Shodaqah jariyah atau wakaf. Selama apa yang kita wakafkan masih digunakan maka kita akan senantiasa mendapatkan aliran pahala  orang yang mengambil manfaat darinya. Inilah yang banyak dilakukan oleh para sahabat dan pendahulu kita. Banyak pesantren, masjid, sekolah yang berdiri diatas tanah wakaf. Mereka  mewakafkan harta terbaik mereka karena sadar bahwa harta yang akan mereka bawa mati bukanlah banyaknya tanah, rupiah  atau rumah. Tapi apa yang mereka sedekahkan dijalan Allah SWT.  Didalam al Quran Allah SWT berfirman : “ Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha Mengetahui”


Pada dasarnya, setiap yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Baik atau buruknya kitalah yang akan merasakan. Didunia maupun diakhirat. Mungkin kita bertanya kenapa orang non-muslim justru banyak yang kaya? Saran saya jangan heran. Mereka dikasih Allah semua didunia tanpa menyisakan sedikitpun dikhirat. Padahal, kenikmatan dunia itu hanya 1%, yang 99% itulah yang akan Allah berikan kepada kaum mukmin di akhirat. Mari, menabung sebanyak-banyaknya untuk akhirat kita, karena kita akan menikmatinya dihari saat kesempatan menabung telah tutup. Wallahu a’lam. (buya)
berbagilah, karena itu membahagiakan