Thursday, June 18, 2015

KELUARGA ALLAH


Masyarakat dunia yang sangat banyak ini memiliki satuan terkecil bernama keluarga. Keluarga pada dasarnya terdiri dari Ayah, ibu, anak, kakek dan nenek dst. Intinya, mereka dale sekumpulan orang yang memliki hubungan darah. Namun, lambat laun pengertian tentang keluarga semakin melebar. Suatu suku yang sama yang  berkumpul di tempat perantauan juga mereka akhirnya menjadi kelurga, atau lebih tepatnya memliki rasa “kekeluargaan”.
Tidak hanya itu, terjadinya kesamaan antar manusia juga menimbulkan rasa kekeluargaan. Akhirnya terbentuklah banyak kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas. Seperti komunitas vespa, komunitas music, komunitas da’I dsb. Layaknya keluarga dengan hubungan darah, mereka saling mencintai dan menyayangi satu sama lainnya, merasakan sakit yang lain sakit dan bahagia dalam kebahagiaan orang lain juga.
Kita sadari atau tidak, kita merasa lebih nyaman jika berada dsekitar keluarga kita atau disekitar orang-orang yang kita kenal daripada terhadap orang asing. Dalam hubungan hak dan keewajiban juga sama, kita sering kali lebih mendahulukan kepentingan keluarga kita daripada orang lain. Hal ini wajar saja karena merupakan naluri dasar manusia, selama tidak melanggar hal-hal yang dilarang agama.
Dalam al-Quran Allah  menganjurkan  untuk menolong keluarga (dzawil Qurba) lebih dahulu baru kemudian orang-orang fakir dan miskin. Kita dapat menyaksikan disekiling kita bagaiamana sebuah keluarga ekonominya membaik karena bantuan saudaranya, mendapat pekerjaan melalui saudaranya, mendapat jodoh melalui saudaranya. Atas izin Allah SWT keluarga memberikan peran yang sangat penting dalam kehidupan dunia dan akhirat kita.
Mungkin kita dapat bayangkan betapa bahagianya bila kita menjadi bagian dari kelurga presiden.  Hidup nyaman dengan segala kenikmatan dan kemewahan pasti akan kita dapatkan. Mau apapun ada yang menyediakan, jalan-jalan mendapat kawalan, semua orang akan memberikan penghormatan kepada kita. Enak bukan? Itu pendapat anda.
Namun, pernahkah kita berpikir jika kita menjadi bagian dari keluarga Allah SWT, Dzat yang Maha Kuasa diatas segala kekuasan. Yang menguasai lagit dan bumi serta apapun yang ada didalamnya. Hal itu bukan sesuatu yang mustahil terjadi, karena nabi Muhammad SAW bersabda
“Dari Anas r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda :” Sesungguhnya Allah SWT memliki ahli (keluarga) diantara manusia” para sahabat bertanya “ Siapa mereka wahai Rasulullah?”. Rasulullah SAW bersabda “Ahlul Qur’an, mereka itu adalah ahli Ahli Allah dan mendapat keistimewaan dari Allah SWT” (HR. An-Nasa-I, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Dari hadits diatas setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita sebagai manusia dapat menjadi bagian dari keluarga Allah SWT dengan syarat kita menjadi Ahlul Qur’an. lalu bagaimana caranya ? :

1.    Kenalilah al-Quran dan Bacalah
“Tak kenal, maka tak sayang”. Mungkinkah kita bisa akrab dengan sesuatu yang belum kita kenal? Saya rasa tidak. Untuk itulah, sebagai muslim yang pedoman  hidupnya adalah al-Quran(bulletin edisi 1), maka wajib bagi kita untuk mengenal al-Quran dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kadar kemampuan kita. jika kira biasakan untuk rutin membaca al Quran dalam hari-hari kita insyaAllah dengan sendirinya al-Quran akan mengenalkan dirinya kepada kita.
Selayaknya kita jadikan al-Quran sebagai dzikir harian kita, tiada hari tanpa mengaji. Bahkan, karena cintanya kepada al Quran dan agar selalu bisa membaca dan menjaga al Quran banyak manusia yang menghafalkannya. Sejak zaman nabi dahulu sampai sekarang selalu saja bermunculan para penghafal al Quran dan tempat-tempat belajar al Quran. Salah satunya adalah ma’had Tahfidz Daarussalaam.

Bacalah al-Quran dimanapun dan kapanpun agar kita semakin mengenal al-Quran dan al-Quran pun mengenali kita. berkumpullah bersama orang-orang yang rajin membaca al-Quran agar kita termotivasi untuk semakin rajin membaca.

2.     Mengamalkan ajaran al Quran
Sebagaimana kita belajar suatu rumus matematika, fisika dan ilmu lainnya. Hanya dengan banyak prakteklah teori-teori itu semakin melekat dengan kita. Begitupula al Quran, sebuah kita yang bukan hanya untuk kita saja namun juga amalkan isi dan kandungannya. Kita tidak akan pernah sampai tujuan jika hanya berdiri melihat papan petunjuk arah, kita harus melangkah.
Bahkan para sahabat dahulu, tidak akan menambah hafalannya sebelum mampu mengamalkan hafalan yang telah mereka hafalkan.

Musuh-musuh islam tidak akan takut jika kita hanya rajin membaca al-Quran. Yang mereka takut adalah ketika umat muslim berlomba-lomba mengamalkan ajaran al Quran yang mulia itu. Karena al Quran tanpa pengamalan dari para pembacanya hanya akan sampai pada titik sebagai mukjizat yang mulia, belum pada petunjuk-petujuk dan perubahan-perubahan pada tatanan kehidupan kita. Dan inilah yang Allah Inginkan dari manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.

3.    Belajar dan mengajarkan al Quran
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan al Quran” Hadits nabi SAW. al Quran ibarat samudra, semakin diselami semakin dalam. Tidak akan pernah habis pembelajaran tentang al Quran meski telah dikaji 1400 lebih lamanya. setiap zaman selalu menemukan hal-hal baru dalam al Quran. Banyak penemu-penemu masa kini ataupun dahulu yang menemukan inspirasi memaluli al Quran.

Belajar al Quran yang dimualai dari pengenalan huruf-huruf-hurufnya sampai pada kajian tafsirnya merupakan hal yang mulia. Karena yang kita pelajari adalah Firman Allah SWT. Dzat yang menciptakan kita dan mengetahui segala sesuatunya. Begitu pula dengan mengajarkan al Quran. Melalui proses pengajaran inilah kita dapat membentuk generasi yang kenal dengan al Quran, senang membaca al Quran dan Mengamalkan isi al Quran.


Belajar dan mengajarkan al Quran adalah hal yang mulia yang seharunya didukung penuh dan suburkan dalam kehidupan kita. agar tercipta generasi-generasi qurany yang perngetahuan luas dan berpedoman al Quran.

Mari kita berlomba-lomba mendaftarkan diri menjadi keluarga Allah SWT di bumi ini dengan menjadi ahlul Quran. Betapa nikmatnya jika kita bisa menjadi keluarga Allah SWT dimuka bumi ini. Wallahua’lam biswab. (buya)




No comments:

Post a Comment