Ini hari pertama saya puasa di negeri jiran. Meskipun bukan
kali pertama saya datang kesini saat Ramadhan. Nanti saya ceritakan, bagaimana
Tuhan menjawab mimpi saya, kurang dari 1 tahun. Di negeri ini. MALAYSIA
***
Hari pertama, tentu lelah sisa perjalanan masih terasa.
Bukan hanya lelah karena harus angkat 2 koper besar yang saya bawa. Tapi juga
lelah jiwa yang harus pergi dari tanah air. Pergi dari segala keindahan dan
kenyamanan hidup bersama keluarga. Meski bagaimanapun, meninggalkan kenangan
adalah hal yang sulit terlupa. Sampai
saat pesawat take off pun, kenangan itu masih saja melekat dibumi. Jauh dibawah
sana.
Perjalanan jogja kuala lumpur menghabiskan waktu 2 jam.
Namun karena perbedaan waktu, akhirnya seperti 3 jam. Tidak ada hal penting
yang terjadi dibandara adi sucipto, Jogjakarta. Kecuali air mata ayah yang terus mengalir deras, seiring dengan
pelukan yang semakin terlepas. Bandara mempunyai 2 arti tentang air mata.
Dibandara orang menangis bahagia karena kembali berjumpa dengan keluarga,
dibandara pula, tangis kesedihan tumpah, karena harus berpisah. Kaki ini harus
melangkah, masuk ke ruang check in. saat itu ada 2 pilihan, menengok terus
kebelakang, melihat air mata yang jatuh bertupahan, atau terus melangkah dengan
tangis yang hanya diri sendiri dan mungkin petugas check in bandara yang tahu.
Pesawat yang akan membawa saya ke Malaysia terbang pukul 17.15 , itu artinya 15 menit
sebelum waktu berbuka tiba. Namun, seolah
tidak peduli saya akan berbuka
apa, petugas pemeriksaan tetap saja menyita air yang kami bawa. “ ini
penerbangan internasional” begitu tegasnya tanpa iba. Saya bukan tidak tahu
akan hal itu. Tapi saya pikir, karena ini bulan puasa maka aka nada sedikit
kelonggaran. Dengan sangat terpaksa sebotol pocari sweat ukuran tanggung dan sebotol YOUC1000 saya disita. Diantara
kami ber 6 (saya, alis nerindo, dimas, beny zakaria, david, dan haris) hanya
sebotol air minum tangguh yang lolos. L
Pesawat air asia membawa kami menjemput harapan, ke negeri
jiran. Didalam pesawat tidak saya sia-siakan setiap kesempatan. Setelah kondisi
tenang, mulailah kami sibuk dengan diri masing-masing. Dan saya? Membuat video
untuk saya kirimkan ke @radityadika. Kalo belum nonton, ini link nya : https://www.youtube.com/watch?v=PHy0ZZ07rjk
Batapa bahagianya kami. Setelah menunggu selama 3 bulan
tanpa kepastian yang jelas, akhirnya kami berangkat juga. Teman saya, orang
Sulawesi, bahkan telah menunggu keberangkatan ini selama 3 bulan tinggal di
jakarta. Sampai di KLIA2 (Bandara Internasional Malaysia) kami mengikuti
prosedur yang ada. Jika biasanya saya melihat para foreign (orang asing)
berdiri dibarisan imigrasi Indonesia, maka saat ini saya dan teman-teman yang
berdiri pada barisan foreign itu. Hhmm. Bangga rasanya. Alhamdulillah.
Tidak mudah untuk masuk ke sebuah Negara tanpa surat-surat
yang jelas. Saya mengalami hal yang sama, saat petugas imigrasi tau bahwa
tujuan kita adalah belajar, maka mereka akan menanyakan banyak hal. Pertanyaan
standard adalah kuliah di kampus mana? Sampai pada surat imigrasi yang ada pada
kita. Alhamdulillah, meski awalnya mereka sedikit tidak percaya, setelah kami
tunjukkan surat imgrasi, stempel imigrasi pun mendarat di passport kami.
Ketegangan saat menunggu stempel itu sama seperti saat seorang kekasih mendapat
balasan dari sms yang dia kirimkan kepada
pacarnya. J
(kurang lebih begitu)
Kami tau siapa yang akan menjemput. Tapi kami belum pernah
bertemu. Inilah pencarian yang harus kami hadapi. 1 jam kami keliling Bandara
untuk mencari sinyal wi fi, untuk menghubungi orang yang akan menjemput kami.
Namun tidak bisa, bertanya ke petugas Bandara juga sama saja. Sampai akhirnya
kita memutuskan untuk membeli kartu Malaysia. 44 Ringgit 500 MB. Kalau
dibandingkan di Indonesia ini mahal. Xl aja 30 ribu dapat 5 GB :D (owh iya 1 ringgit
itu setara 3500an)
Berbekal kartu itu akhirnya kami bertemu dengan pemjemput
yang katanya dari tadi menunggu kita dipintu kedatangan. Hehe. Begitulah kalo
tidak saling kenal. Susah ketemunya. Kami bukan rombongan pertama yang tiba,
rombongan pertama dari Surabaya. 1 orang (hehe disebut rombongan atau apa ya
kalo 1 orang?) rombongan ketiga dari jakarta. 6 orang. Namun pesawatnya delay
sampe 3 jam. Jadi kami berenam lansgsung berangkat menuju asrama dengan 2 taksi
innova yang kami sewa.
Lumayan jauh. 1,5 jam tanpa macet dengan kecepatan sedang. Kami tidak tahu akan
seperti apa asrama kami. Namun, begitu taksi itu berhenti dan sebuah gerbang
terbuka, kami kaget melihat tempat kami tinggal. “kami akan tinggal disini
selamanya atau hanya sementara?” begitu Tanya kami seketika. Saking tidak
percaya bahwa asrama yang kami tempati sangat megah dan mewah.
Seperti bukan asrama. Rumah pribadi lebih tepatnya. Namun
dengan kamar yang luas dan kamar mandi sekelas hotel bintang 5. Asrama ini
berlantai 3. Lantai 1 terdiri dari ruang pertemuan kecil, ruang manager, dapur,
tempat makan, kolam renang, ruang santai dan tempat tenis meja. Lantai 2
terdiri dari 3 kamar mahasiswa, 1 kamar pengurus dan tempat sholat yang cukup
luas serta perpustakaan. Lantai 3 terdiri dari 2 kamar mahasiswa dan 1 ruang
pertemuan yang besar.
Ini puasa yang akan saya jalani dengan rutinitas yang baru.
lingkungan yang baru dan orang-orang baru. yang baru biasanya akan terlihat
lebih indah, semoga saja begitu. Puasa
di negeri orang membuat cerita tersendiri dari hidup saya. Apalagi di asrama,
niat meng idealkan badan bisa saja sirna. Makanan yang kami makan adalah porsi
besar orang arab dengan daging yang besar pula. Buah-buahan selalu tersedia. Juz dan minuman berasa juga
ada. Alhamdulillah Tuhan atas semuanya. L
Ah, semua kenikmatan itu semoga tidak melenakan puasa saya di negeri orang. Puasa dari kesenangan
sementara untuk masa depan yang lebih
baik. Puasa dari kenyamanan sementara untuk ilmu dan agama. Puasa dari keruhnya
birokrasi Indonesia. Dan tentu saja puasa untuk mengeluh dengan keadaan yang
ada, kemudian berjuang untuk mendapatkan apapun yang diinginkan. Dengan izin
TUHAN.
Oh iya, tentang cerita mimpi saya yang terjawab oleh Allah
sebelum 1 tahun, ikutin terus ya blog ini.
Sambil istirahat, kita lihat foto-foto ya.
Semoga menjadi doa dan saya tetap dalam ketawadhuan.
tempat mandinya, sekalian sauna |
menu makannya :( |
13 orang utusan indonesia |
abis terawih dibagiin ini. ketawa liat tulisannya :D |
No comments:
Post a Comment